RSS

PARTAI POLITIK ISLAM DALAM PETA POLITIK INDONESIA

13 Okt

Pendahuluan

Partai politik Islam yang menjadi objek pembahasan ini adalah partai politik yang secara tegas mencantumkan asanya adalah Islam. Pada pemilu tahun 1999, paling tidak ada delapan partai yang berasaskan islam, antara lain yang mendapatkan kursi di DPR pada saat ini adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan (PK), Partai Nahdatul Ummat (PNU), Partai Kebangkitan Ummat (PKU), Partai Masyumi, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan lain-lain. Disamping partai yang berasaskan Islam, di Indonesia pada saat ini, ada juga partai yang bebasiskan massa Islam, yaitu antara lain Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional. Kedua partai yang terakhir ini massa pendukungnya terutama berasal dari para anggota dan simpatisan Ormas Islam Nahdatul Ulama dan Muahammadiyah, Walaupun tidak seluruhnya anggota kedua organisasi tersebut menjadi anggota kedua partai itu.

Lahirnya partai berasaskan islam dan partai yang berbasiskan massa islam, sejak tahun 1998, yaitu setelah tumbangnya Orde Baru adalah perkembangan yang menarik untuk dibicarakan. Paling tidak ada dua hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, pada masa sebelumnya baik pada masa Orde Lama maupun pada masa Orde Baru, tidak ada gejala pembedaan yang demikian. Pada masa Orde Lama partai-partai islam berasaskan islam bersatu padu memperjuangkan idiologi islam sebagai dasar negara. Pada masa Orde Baru yaitu yang dimulai pada pemilu tahun 1971 (pada saat itu ada 4 partai politk islam yaitu Partai NU, PSII, PARMUSI dan PERTI), serta Partai Persatuan Pembangunan untuk pemilu selanjutnya sampai dengan pemilu tahun 1997, tidak menunjukan pembedaan yang demikian. Kedua, artikulasi politik partai Islam pada era reformasi ini, menunjukkan perbedaan yang cukup tajam, terutama tentang sifat partai dan perjuangan idiologi dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat. Partai yang berasaskan islam lebih tertutup, terutama dalam kepemimpinan partai dibanding dengan partai yang berbasis massa islam. Walupun kedua partai yang berbasis massa islam mengklaim sebagai partai terbuka, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemilih kedua partai tersebut adalah massa tradisional pendukung dan anggota ormas Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.

Hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah bagaimana partai-partai islam ini berperan dalam politik Indonesia, dan sejauh mana kemungkinannya untuk bisa memenangkan pemilu-pemilu berikutnya.

 

Islam dan Politik

Dalam kepustakaan Islam telah lama dikenal Fiqh politik (Fiqhis Siyasah), yang mendasari pandangannya bahwa Syari’at Islam disamping mengatur tentang ketuhanan, hubungan antara manusia dengan Tuhannya (masalah-masalah ibadah) serta akhlak, tetapi juga mencakup hubungan individu dengan daulah (Negara dan pemerintah), atau hubungan pemimpin dengan rakyat, hubungan hakim dengan terdakwa, hubungan pejabat dengan penduduk, yang diatur dalam fiqh daulah (Al-Qardhawy: 1999:23). Politik menurut perspektif syari’at, ialah yang menjadikan syari’at sebagai pangkal tolak, kembali dan bersandar kepadanya, mengaplikasikannya dimuka bumi, menancapkan jaran-ajaran dan prinsip-prinsipnya ditengah manusia, sekaligus sebagai tujuan dan sasarannya, system dan jalannya. Tujuannya berdasarkan syari’at dan system yang dianut juga berdasarkan syari’at. Islam adalah aqidah dan syari’ah, agama dan daulah, kebenaran dan kekuatan, ibadah dan kepemimpinan, mushaf dan perang. . ( Al-Qardhawy, 1999:35). Dalam kepustakaan modern bidang-bidang ini adalah termasuk dalam bidang kenegaraan dan kebijakan public, dan hukumnya adalah masuk dalam bidang hukum public, yaitu Hukum tata negara, administrasi Negara, hukum pidana dan hukum acara.

Telah banyak para fuqaha terdahulu yang membahas masalah ini, yang dimasukkan dalam pembahasan fiqh secara umum, dan bahkan ada yang mengupasnya dalam kitab-kitab tersendiri, seperti Al-Ahkam As-Sulthaniyah, karangan Al-Mawardy Asy Syafi’y (wafat 450 H), Abul Ya’la Al-Farra’ Al-Hambali (wafat 458 H.), Ghayyatsul-Umam, karangan Al Imam Al Haramain Asy Syafi’y (wafat 476 H). Kitab As-Siyasah Asy- Syar’iyah fi Ishlahir Ra’yu war Ra’iyyah karangan Ibnu Taimiyah (wafat 728 H), serta karangan dari murid dan sahabat Ibnu Taimiyyah yaitu Ibnu Qayyim yang mengarang kitab Ath-Thuruq Al-Hukmiyah. Termasuk kitab klasik Al-Kharaj yang dikarang oleh Abu Yusuf (wafat 181 H), salah seorang sahabat Imam Abu Hanifah, serta banyak lagi kitab-kitab lainnya termasuk yang ditulis pada awal abad ke-20.

Pandangan dan pendapat para para fuqaha dan ulama klasik tentang politik adalah sama dengan apa yang dikemukan oleh Al-Qardhawy, (Al-Qardhawy 1999:38) yaitu tidak dipisahkannya politik dengan syari’at islam. Politik adalah bagian dari syari’at islam yang diatur oleh syari’at dan tujuannya untuk tegaknya syari’at itu. Politik dalam pandangan para ulama salaf, diartikan dalam dua makna, yaitu, Pertama, dalam makna umum, yaitu untuk menangani urusan manusia dan masalah kehidupan dunia mereka berdasarkan syari’at agama. Kedua, politik dalam makna khusus yaitu pendapat yang dinyatakan pemimpin, hukum dan ketetapan yang dikeluarkannya untuk menangkal kerusakan yang akan terjadi, mengatasi kerusakan yang telah terjadi atau untuk memecahkan masalah-masalah khusus. Politik harus didasarkan pada fiqh islamy, yang berasal dari segala mazhab fiqh yang ada serta praktek para sahabat dan tabi’in. Dalam pelaksanaannya fiqh islami itu berinteraksi dengan realitas kehidupan, serta berbuat untuk memecahkan berbagai problem dengan merujuk kepada syari’at. Syari’at tidak menutup mata terhadap realitas kehidupan, oleh kerena itu realitas juga adalah alat untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul.

Banyak contoh dan tuntunan yang diberikan Rasulullah SAW, tentang kelenturan syari’at islam yang dihadapkan dengan realitas, dan inilah bidang politik, yaitu antara lain suatu saat Rasululah pernah memerintahkan untuk memenjarakan seorang tersangka, padahal pada sisi lain Rasulullah SAW bersabda tidak akan menghukum seseorang kecuali dengn dua saksi. Begitu juga dengan sikap Rasulullah SAW yang meringankan hukuman bagi pencuri yang diganti dengan hukum dera, karena memperhatikan kondisi kehidupan pencuri itu. Serta mengambil zakat dan mengembalikan sebagian kepada mereka sebagai keringanan. Khalifar Umar ra juga pernah menangguhkan hukum bagi pencuri karena kemiskinan.

Setelah runtuhnya khilafah islamiyah mulai berkembang perbedaan pandangan diantara ummat islam tentang islam dan politik. Terutama dimulai dengan pandangan seorang ulama Al-Azhar yaitu Ali Abdurraziq, dengan tulisan Islam wa Ushulil Hukmi ( tahun 1925), yang pada pokoknya menyatakan bahwa Islam adalah agama yang tidak memiliki daulah, Negara. Islam adalah risalah rohani semata. Muhammad tidak bermaksud mendirikan Negara dan ini tidak termasuk risalah beliau. Beliau hanyalah seorang rasul yang bertugas melaksanakan dakwah agama secara murni tidak dicampur kecenderungan terhadap kekuasaan dan seruan mendirikan Negara, karena memamng beliau tidak memliki kekuasaan dan pemerintahan. Beliau bukan raja dan bukan pula seorang pendiri daulah serta tidak mengajak kepada pembentukan Negara. (Al-Qardhawy, 1999:29). Pandangan Ali Abdurraziq ini ditentang oleh seluruh ulama Al-Azhar dan putusan dalam pertemuan format Saikh Al-Azhar beserta 24 anggota tetap, dan memutuskan bahwa buku Al Abdurraziq tersebut telah memuat berbagai masalah yang bertentangan dengan agama. Pengarangnya dianggap telah melalui jalan yang sama sekali tidak layak dilakukan seorang muslim, terlebih lagi seorang yang berilmu. Pengarangnya dikelaurkan dari ulama Al-Azhar dan dicabut kepakarannya serta diberhentikan dari jabatannya.

Pandangan yang lebih moderat disampaikan oleh Haikal (Musda Mulia 1997:289-290), bahwa dalam Al-Qur”an dan As-Sunnah tidak ditemukan aturan-aturan yang langsung dan rinci mengenai masalah-masalah yang ada hanyalah seperangkat tatanilai etika yang dapat dijadikan pedoman bagi pengaturan tingkah laku manusia dan kehidupan dan pergaulan dengan sesamanya yang juga memadai untuk dijadikan landasan bagi pengaturan hidupn kenegaraan. Tuntunan Al-Qur’an mengenai kehidupan bernegara tidaklah menunjuk suatu model tertentu. Karena itu Haikal menyimpulkan bahwa soal Negara dan pemerintahan lebih banyak diserahkan kepada ijtihad ummal Islam. Islam hanya menggariskan prinsip-prinsip dasar yang harus dipedomani dalam mengelola Negara. Prinsip-prinsip itu mengacu pada prinsip-prinsip dasar Islam bagi pengelolaan hidup bernasyarakat, yaitu prinsip persaudaraan, persamaan dan kebebasan.

Perbedaan pandangan diantara ummat Islam mengenai hubungan antara Islam dan politik tersebut berkembang hingga saat sekarang ini, dan membawa kepada perbedaan aliran politik yang dianut ummat Islam di seluruh dunia, termasuk yang terjadi di Indonesia.

 

Partai Politik

Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan beradasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil (Miriam Budiarjo, 1991:161). Ia adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan demikian partai politik merupakan perantara yang menghubungkan kekuatan-kekuatandan idilogi-idiologi social dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengaitkannya dengan aksi politik didalam masyarakat politik yang lebih luas.( Haryanto 1982:86).

Partai politik sengaja didirikan untuk memperoleh kekuasaan serta memerintah atau mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Partai Politik adalah alat yang sah yang ditimbulkan dalam masyarakat modern untuk mengelompokkan berbagai kelompok dan kepentingan dalam masyarakat untuk diartikulasikan dalam kebijakan-kebijakan Negara. Partai politik merupakan alat bagi sekelompok orang yang tergabung secara terorganisir yang memiliki landasan idilogis dan cita-cita yang sama tentang sebuah masyarakat dan Negara yang dicita-citakan. Dengan demikian partai politik adalah sarana formal bagi berbagai kelompok masarakat untuk menyalurkan aspirasi dan pandangan politiknya tentang kehidupan masyarakat dan Negara yang dicita-citakan.

Pemebentukan parta politik didasarkan atas kesamaan idiologi, visi serta misinya untuk membangunan dan memecahkan masalah-masalah bangsa dan Negara. Karena itu dilihat dari visi, misi serta idiologi partai maka ada yang disebut partai konservatif dan ada partai liberal. Pada sisi lain ada partai yang berdasarkan agama dan ada yang berlandaskan sosialisme, kerakyatan dan lain-lain. Dalam kenyataannya tidak selalu hanya ada satu partai politik yang menganut idiologi dan dasar yang sama dalam suatu negara. Karena walaupun menganut dasar, prinsip dan visi serta missi yang sama bisa lahir beberapa partai politik. Karena itu pembentukan partai politik juga sangat dipengaruhi oleh pandangan dan kemauan yang lebih personal dari para tokoh atau pimpinan partai politik, hal ini biasanya terjadi perbedaan kecil pada gaya kepemimpinan dari pimpinan partai politik yang bersangkutan.

Menurut Klingermann (Klingermann 1994:432), di Jerman, Belanda, Belgia dan Austria pertentangan partai yang dominan terus berlanjut menjadi lebih bercorak tradisional daripada modern. Dalam hal ini, dari keempat Negara tersebut kelompok yang dinyatakan sebagai partai Kristen tetap mempertahankan peranan yang menonjol hingga saat ini. Perdebatan yang mencul di Negara-negara tersebut adalah kearah moralitas keluarga dan Negara kesejahteraan.

Partai politik memiliki fungsi yang bermacam-macam antara lain dikemukakan oleh Miriam Budiarjo (1991:163) sebagai berikut :

 

  1. partai sebagai sarana komunikasi politik;
  2. partai sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan;
  3. partai sebagai sarana sosialisasi politik;
  4. partai sebagai sarana rekruitmen politik;
  5. partai sarana pembuatan kebijaksanaan; dan
  6. partai sebagai sarana pengatur konflik.

 

Memperhatikan berbagai fungsi partai politik tersebut, kududukan dan peran partai politik adalah sangat penting bagi sebuah Negara demokrasi, baik dalam penyusunan berbagai kebijakan yang demokratis maupun sebagai alat yang efektif untuk melakukan sosialisasi politik (kebijakan), rekruitmen politik serta sarana pengatur konflik, walaupun tidak seluruh fungsi ini dapat diperankan oleh partai-partai politik, karena di internal partai politik sendiri bisa terjadi konflik dan tidak mampu melaksanakan sosialisasi dan komunikasi politik dengan baik. Hal ini sangat tergantung pada kwalitas dan kesadaran politik dari para pimpinan yang menggerakkan partai itu.

Dalam teori demokrasi modern, menurut Klingemann ( Klingemann, 1994:392), Partai-partai politik dipandang sebagai sarana kelembagaan yang utama untuk menjembatani hubungan antara masyarakat dengan pemerintah. Partai-partai dianggap memainkan peranan menyeluruh sebelum, selama dan sesudah pemilu. Berbeda dengan kelompok-kelompok kepentingan , partai-partai menjangkau suatu lingkup kepentingan manusia secara luas. Mereka mengidentifikasi, memilah menentukan dan mengarahkan pelbagai kepentingan tersebut menuju cara-cara bertindak yang dapat dipilih oleh para pemilih dan pemerintah. Pemilu merupakan ajang menyampaikan kehendak kebijakan yang disampaikan oleh para pimpinan partai dalam konteks memperebutkan persaingan memperebutkan pemerintahan.

Idealnya partai pemenang akan mengendalikan pengambilan keputusan kebijakan pemerintahan sesuai dengan program-program partainya. Namun menurut menurut Klingermann (Klingermann 1994:393) Partai yang berkuasa harus juga memperhatikan berbagai tuntutatan yang nyata dalam masyarakat. Karena itu partai pecundang tidak harus kehilangan perannya dalam kehidupan politik modern, karena ternyata penentuan kebijakan public sangat dipengaruhi oleh rangkain proses demokratis dalam proses pengambilan keputusan. Tekanan-tekanan yang disampaikan oleh kelompok fungsional dan partai-partai kecil sangat besar pengaruhnya dalam penentuan kebijakan public. Apalagi kalau tidak ada pemenang mutlak dalam proses pemilu sehingga pengambilan keputusan mengutamakan akomodasi daripada konfrontasi.

 

 

 

Partai Politik di Indonesia

 

System multi partai pada pemilu tahun 1955, nampak sekali pengelompokon idiologis partai-partai yang ada yang dapat dikelompokkan pada dua kelompok besar yaitu kelompok nasionalis sekuler dan nasionalis Islam. Hal ini terlihat pada terbelahnya pandangan terhadap Negara diantara partai-partai politik dalam Konstituante. Pada kelompok nasionalis sekuler terdapat Nasionalis yang tergabung dalam Partai Nasional Indonesia yang memiliki kekuatan sangat besar sebagai hasil pemilu 1955, Kelompok Komunis yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia, kelompok agama non-Islam yaitu Partai Katolik dan Parkindo serta kelompok yang lain dari kelompok fungsional serta kedaerahan. Sedangkan dari kalangan Islam, terdapat Partai Masyumi yang mendapat dukungan dari kalangan Islam modernis, Nahdatul Ulama (NU) dari kalangan Islam tradisional serta dari Partai Syarikat islam.

Sepanjang Orde Baru Partai Komunis dibubarkan dan paham Komunis dihancurkan di Indonesia, sehingga kekuatan politik komunis dalam kancah politik Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan tidak ada. Dengan demikian, tinggal dua kekuatan partai politik yang bertahan yaitu partai politik kelompok Islam dan kelompok Nasionalis. Sepanjang pemerintahan Orde Baru, dilakukan rasionalisasi partai politik dengan hanya ada dua partai politik yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia serta Golongan Karya. Karena Golkar merupakan kendaraan politik Pemerintahan Orde Baru yang didukung oleh militer dan birokrasi, maka pemilu selama Orde Baru tidak menunjukkan kekuatan riil aliran-aliran politik yang ada. Pada masa ini muncul ABRI sebagai kekuatan politik yang sangat menentukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan Negara.

Pemilu tahun 1999, masih menunjukkan kecenderungan politik aliran yang sama seperti pada pemilu tahun 1955. Seperti dikatakan oleh Paige Johnson (Panduan Parlemen Indonesia 2001:142), ada kesinambungan dari sifat aliran-aliran dari periode terdahulu. Partai dikatakan mempunyai pendukung kebijakan dalam masyarakat. Muslim modernis cenderung mendukung partai politik jenis tertentu, muslim tradisionalis pada pihak lain dan muslim nasionalis abangan (lebih sekuler) dan minoritas mendukung pihak lain. Pendapat ini dalam kenyataannya mengandung kebenaran karena melihat komposisi perolehan suara pada pemilu tahun 1999 yang lalu walaupun ada sedikit pergeseran, karena politik kekuasaan Orde Baru yang sangat kuat.

 

 

Partai Politik Islam di Indonesia

Sepanjang sejarahnya setelah kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah melaksanakan 8 kali pemilu. Dari seluruh pemilu tersebut tidak pernah ketinggalan diikuti juga oleh partai-partai Islam.

Pemilu pertama yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 pada masa pemerintahan cabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap (Masyumi), diikuti oleh 118 peserta dari organisasi partai politik, organisasi kemasyarakatan maupun perorangan. Untuk memperebutkan 257 kursi DPR dan 514 kursi Konstituante. Dari seluruh peserta pemilu tersebut terdapat 5 partai islam, yaitu Majelis Suro Muslimin Indonesia (Masyumi), Nahdatul Ulama (NU), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Tharekat Islam Indonesia (PTII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI).

Hasil Pemilu tahun 1955, partai-partai Islam memperoleh hasil yang cukup baik walaupun masih kalah suara dibanding dengan partai-partai nasionalis sekuler. Masyumi dan PNI memenangkan pemilu DPR dengan memperoleh masing-masing 57 kursi, sedangkan di Konstituante Masyumi memperoleh 112 kursi dan PNI memperoleh 119 kursi. Urutan selanjutnya ditempati oleh NU dengan 45 kursi DPR dan 91 kursi di Kontituante, PKI 39 kursi DPR dan 80 kursi Kontitunate, PSII memperoleh 8 kursi DPR dan 16 kursi Konstituante. Total kursi ynag diperoleh partai partai Islam di DPR adalah 116 kursi dari 257 kursi DPR yang diperebutkan atau sebesar 45,13 %. Sedangkan di Konstituante memperoleh 230 kursi dari 514 kursi konstituante yang diperebutkan dalam pemilu atau sebesar 44,74 %.

Issu politik yang paling menonjol yang dibawa oleh partai-partai Islam hasil pemilu tahun 1955 dan mereka mempunyai suaru yang sama untuk itu, adalah persoalan idiologi yaitu Islam sebagai dasar negara, berhadapan dengan kelompok lain yang menginginkan Pancasila serta social ekonomi sebagai dasar Negara. Hal itu terjadi karena memang pada saat itu sedang diperdebatkan tentang Konstitusi Indonesia di Konstituante. Namun perdebatan mengenai dasar Negara tidak membuahkan hasil karena kekuatan Islam dan Nasionalis memiliki kekuatan yang seimbang sehingga tidak mencapai jumlah 2/3 yang dibutuhkan (lihat Tabel 1) :

 

 

 

 

 

Tiga Faksi Idiologis di Konstituante (Nasution 2001: 32-33)

 

 

 

Nama Faksi Jumlah Kursi

 

I. Blok Pancasila

1. PNI (Partai Nasional Indonesia) 119

2. PKI (Partai Komunis Indonesia) 60

3. Republik Proklamasi 20

4. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) 16

5. Partai Katolik 10

6. PSI (Partai Sosialis Indonesia) 10

7. IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) 8

8. PRN (Partai Rakyat Nasional) 3

9. P3RI (Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia) 3

10.Partai Persatuan Daya 3

11.GPPS (Gerakan Pembela Pancasila) 2

12.PRI (Partai Rakyat Indonesia) 2

13.Baperki 2

14. PRIM (Partai Republik Indonesia Merdeka) 2

15. PIR (Persatuan Indonesia Raya – Wongsonegoro) 2

16.PIR (Partai Indonesia Raya- Hazairin) 2

17.Gerinda 2

18.PRD (Partai Rakyat Desa) 1

19.R.Soedjono Prawirasoedarso 1

20.Gerakan Banteng Republik Indonesia 1

21.Partai Tani Indonesia 1

22.Raja Kaprabonan 1

23.PIR (Nusa Tenggara Barat – Lombok) 1

24. Permai 1

Jumlah 274

 

 

II. Blok Islam

1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) 112

2. NU (Nahdatul Ulama) 91

3. PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia) 16

4. Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) 7

5. AKUI – Madura 1

6. PPTI 1

7. Gerakan Pilihan Sunda 1

8. Pusat Penggerak Pencalonan L.E.Idrus Effendi

Sulawesi Tenggara 1

Jumlah 230

 

 

III. Blok Sosial Ekonomi

1. Partai Buruh 5

2. Partai Murba 4

3. Acoma 1

Jumlah 10

 

Pada saat itu seluruh partai Islam memandang bahwa Islam dan poltik tidak bisa dipisahkan dan politik adalah bagian dari syariat, hal ini nampak jelas dalam rancangan Mukaddimah Undang-Undang Dasar yang disusun oleh kelompok Islam yang berbunyi “ ..Maka untuk memelihara kemerdekaan itu, kami bangsa Indoesia berketetapan hati untuk menyusun Negara Indonesia menjadi Republik berdaulat berdasarkan Islam”. Pikiran-pikiran dan dasar pertimbangan memilih Islam sebagai dasar Negara dapat dilihat dalam pidato-pidato pemimpin-pemimpin faksi Islam pada saat itu, yang pada intinya berkeyakinan bahwa Islam disamping mengatur masalah-masalah aqidah, ibadah dan akhlak juga mengatur hubungan individu dan masayarakat serta negara, disamping alasan demokratis dimana bagian terbesar masyarakat Indonesia adalah beragama Islam.

Pemilu kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971, pada masa awal Orde Baru. Pemilu kedua ini diikuti oleh sepuluh Partai Politik diantaranya ada 4 partai Islam yaitu PSII memperoleh 10 kursi, NU 58 Kursi, Parmusi 26 kursi dan Partai Islam Perti mendapat 2 kursi. Jumlah total perolehan kursi Partai-partai islam adalah 96 kursi dari 362 kursi DPR yang diperebutkan atau sebesar 26,5 %. Sejak pemilu tahun 1977 sampai dengan tahun 1997 yaitu selama 20 tahun terjadi rasionalisasi partai politik oleh pemerintah Orde Baru yaitu hanya ada 3 partai politik yaitu Partai Persatuan Pembangunan sebagai partai Islam, Golongan Karya serta Partai Demokrasi Indonesia. Partai Islam semakin pudar dengan perolehan suara yang terus menurun yaitu pada pemilu 1977 memperoleh kursi sebesar 27,5% dari 360 kursi DPR, Pemilu tahun 1982, memperoleh 26,1% dari 360 kursi DPR, Pemilu 1987 memperoleh 15,25 % dari 400 kursi yang diperebutkan, pemilu 1992 memperoleh 15 % dari 400 kursi yang diperebutkan dan pemilu terakhir Orde Baru yaitu pemilu 1997 memperoleh 16%. (lihat table 2.

 

Tabel 2: Perolehan Kursi Partai Persatuan Pembangunan sejak 1977

 

Pemilu Tahun Kursi DPR Preolehan %

Yang diperebutkan kursi

——————————————————————————————-

1977 360 99 27,50

1982 360 94 26,10

1987 400 61 15,25

1992 400 62 15,50

1997 400 64 16.00

 

Pemilu sepanjang Orde Baru, dilaksanakan dibawah dominasi Golongan Karya yang selalu memperoleh kursi diatas 62 % sampai 75 % yang merupakan alat politk pemerintah Orde Baru. Karena itu perolehan suaru partai Islam pada masa ini bukan merupakan indikasi sebenarnya atas sikap pemilih yang dilakukan secara terbuka dan demokratis dalam pemilu. Orde Baru memanfaatkan seluruh kekuatan politiknya yaitu Golongan Karya, Birokrasi dan ABRI untuk mendukung dan mempertahakan kekuasaannya. Kemenangan Golkar didukung penuh oleh kekuatan birokrasi dan ABRI.

 

Partai Islam Pada Masa Reformasi

Lahirnya Masa Reformasi ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Soeharto pada taggal 21 Mei 1998, yang disebabkan oleh demonstrasi massa yang sangat besar yang menuntut perubahan dalam segala bidang termasuk bidang kebebasan politik, kebebasan pers serta pemberantasan Korupsi , Kolusi dan Nepotisme. Presiden B.J.Habibie yang menggantikan Soeharto pada masa itu membuka keran demokrasi ini dengan seluas-luasnya yaitu dengan membuka dan menjamin kebebasan pers serta membebaskan berdirinya partai-partai politik yang baru. Era baru ini dasmbut dengan gegap gempita dengan tuntutan perubahan-perubahan radikal dalam politik.

Kebijakan Presiden B.J.Habibie yang membebaskan berdirinya partai politi itu, disambut dengan lahirnya ratusan partai politik baru di Indonesia yaitu paling tidak 181 partai politik, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pemilu yang dipercepat pada bulan Juni 1999. Dalam pemilu pertama masa reformasi itu, tidak seluruh partai politik yang terdaftar bisa ikut pemuli, karena setelah dilakukan verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum pemilu tersebut hanya diikuti oleh 48 partai Politik. Pemilu ini, dianggap sebagai pemilu paling demakratis yang dilasanakan oleh bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya setelah Pemilu pertama pada tahun 1955. Dari seluruh partai politik peserta pemilu tersebut paling tidak terdapat 8 partai politik Islam, sebagaimana yang telah diuraikan dalam bagian awal tulisan ini.

Hasil Pemilu tahun 1999, menunjukkan bahwa ternyata perolehan partai politik Islam sangatlah kecil disbanding dengan perolehan suara partai politik yang tidak berdasarkan Islam. Partai Persatuan Pembangunan yang telah berumur hamper ¼ abad hanya memperoleh 58 kursi DPR yaitu 12,6 % dari 462 kursi yang diperebutkan. Partai Bulan Bintang memperoleh 13 kursi atau 2%, Partai Keadilan memperoleh 7 kursi atau 1,5%, Partai Nahdatul Ummah memperoleh 5 kursi atau 1%, serta 3 partai Islam lain yang meperoleh kursi masing-masing 1 kursi, yaitu Partai Kebangkitan Ummat, Partai Syarikat Islam serta Partai Masyumi sehingga berjumlah 3 kursi atau 0,64 %. (Lihat Tabel 3)

 

Tabel 3: Perolehan kursi partai Islam Pada Pemilu 1999

 

Nama Partai Kursi yang diperoleh %

 

1. Partai Persatuan Pembangunan 58 12,6

2. Partai Bulan Bintang 13 2.0

3. Partai Keadilan 7 1,5

4. Partai Nahdatul Ummat 5 1.0

5. Partai Masyumi 1 0,2

6.Partai Kebangkitan Ummat 1 0,2

7. Partai Syarikat Islam Indonesia 1 0,2

Jumlah 86                                                             18,6

 

Sementara itu, kedua partai yang berbasiskan massa Islam, memperoleh kursi yang juga tidak begitu besar, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa memperoleh 51 kursi atau 11% dan Partai Amanat Nasional memperoleh 34 kursi atau 7,36 %. Sehingga total perolehan kursi kedua partai ini adalah 85 kursi atau 18,36%. Jumlah ini seimbang dengan perolehan kursi partai-partai Islam. Sedangkan total perolehan kursi partai Islam dan partai barbasis massa Islam adalah 171 kursi atau 37 %.

Peranan dan kedudukan parlemen hasil pemilu tahun 1999, menemptai posisi yang sangat strategis bagi masa depan Indonesia, karena dalam masa inilah kebijakan-kebijakan strategis dan mendasar bagi masa depan Indonesia di letakkan antara lain dengan adanya perubahan yang sangat besar pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Hal yang menarik diamati bahwa pandangan dan posisi partai-partai Islam dan partai-partai yang berbasikan massa Islam berbeda pandangan dalam prdebatan tentang pasal 29 UUD 1945. Partai-Partai Islam yang dimotori oleh Partai Bulan Bintang dan Partai Persatuan Pembangunan mengusulkan penambahan 7 kata dari Piagam Jakarta dalam pasal 29 ayat 1, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya. Pada sisi lain usulan ini tidak mendapatkan dukungan dari kedua partai yang berbasis massa Islam di Majelis Permusyawaratan Rakyat. Hal ini dipahami karena kedua partai ini menklain dirinya sebagai partai terbuka dan inklusif. Sangat berbeda dengan posisi perdebatan dalam konstiante hasil pemilu tahun 1955, dimana seluruh partai Islam memperjuangan Islam sebagai dasar Negara, baik dari NU yang duduk dalam Konstituante maupun dari basis Muhammadiyah sebagai anggota luar biasa Masyumi. Perkembangan ini mengindikasikan adanya perubahan yang signifikan dalam cara pandang para politisi Islam mengenai hubungan negara dengan agama (Islam).

Pada sisi lain, jika menyangkut politik praktis dalam hal penentuan dan pemilihan kepemimpinan, partai-partai Islam dan partai yang berbasiskan massa Islam dapat bersatu dan memiliki pandangan yang sama. Hal ini dapat dilihat pada saat terpilihnya Presiden Abdurrahman Wahid pada Sidang Umum MPR tahun 1999. Hal ini juga nampak pada proses politik dan berbagai pengambilan putusan mengenai penentuan pejabat public oleh DPR, hamper dapat dipastikan bahwa partai-partai tersebut dapat bersatu dan emiliki pandangan yang sama. Gejala ini menjukkan adanya sikap pragamtis para politisi Islam di parlemen dalam berpolitik.

 

Masa Depan Partai Politik Islam di Indonesia

Memperhatikan perbandingan perolehan suara partai Islam dalam pemilu 1955 yaitu 45,13 % dengan pemilu tahun 1999 yaitu 18,6 %, maka dapat disimpulkan bahwa perolehan kursi dan dukungan pemilih terhadap partai partai Islam dalam pemilu demokratis tahun 1999 sangat menurun yaitu kehilangan dukungan sebesar 26,53%. Demikian pula jika dibandingkan perolehan kursi partai-partai Islam dalam pemilu 1955 sebesar 45,13% dengan gabungan partai-partai Islam dan partai-partai yang berbasis massa Islam dalam pemilu tahun 1999 sebesar 37%, juga mengalami penurunan yang signifikan yaitu sekitar 8,13 %.

Kemana suara dukungan terhadap partai Islam yang hilang 8,3% tersebut? Diyakini bahwa sebagian suara untuk Islam itu masuk dalam Partai Golkar, Masih kuatnya pengaruh birokrasi yang memberikan dukungan pada Partai Golkar pada pemilu 1999 yang lalu, disamping banyak tokoh-tokoh dari keluarga Masyumi maupun NU yang masuk dalam Partai Golkar karena system politik yang dikembangkan oleh Orde Baru yang sangat kuat. Hal ini terlihat pada sikap moderat dari para politisi partai Golkar atas tuntutan dan pandangan yang diajukan oleh partai-partai Islam atau partai yang berbasis massa Islam.

Bukanlah hal yang mudah bagi partai-partai Islam untuk kembali menempati posisi seperti yang dihasilkan oleh pemilu tahun 1955. Banyak perubahan dan pergeseran yang terjadi akibat politik Orde Baru. Pemilu tahun 1999, masih terpengaruh oleh suasana kejatuhan Orde Baru dan masa transisi yang masih memberikan harapan kepada partai partai Islam untuk memperoleh suaru yang lebih baik pada pemilu-pemilu berikutnya. Bagaimanapun juga kemenangan besar PDIP pada pemilu 1999 yang lalu adalah karena kuatnya tekanan rezim Soeharto terhadap Megawati dan PDIP, sehingga mendapat simpati rakyat yang sangat kuat. Seperti dikatakan oleh Paide Johnson (Panduan Parlemen Indonesia 2001:144), PDIP adalah partai yang sangat personalistik. Megawati telah mewarisi pengikut ayahnya yang sangat kharismatis. Para pendukung partai mencintai Ibu Mega.

Pada sisi lain, kemenangan Partai Golkar sangat terkait dengan pengaruh birokrasi yang sangat kuat yang sebelumnya merupakan mesin pemenangan bagi Partai Golkar. Hal ini nampak pada kemenangan Golkar yang sangat besar pada daerah-daerah luar Jawa.

Peluang bagi partai-partai Islam adalah adanya pergeseran pilihan pemilih yang sebelumnya memilih PDIP dan Partai Golkar, serta dari para pemilih pemula. Hal itu hanya bisa dicapai dengan kemampuan konsolidasi internal dari partai-partai Islam agar dapat mengorganisir, memobilasi, merumuskan serta menyuarakan kepentingan-kepentingan ummat islam dengan lebih baik. Jargon-jargon politik aliran dan idiologi masih layak untuk disuarakan oleh partai-partai Islam disamping menawarkan program-program yang lebih baik dan menyentuh kepentingan rakyat secara luas.

 

 

Daftar Kepustkaan

 

1. Yusul Al-Qardhawy, Pedoman Bernegara Dalam Perspektif Islam, Terjemahan dar Judul Aslinya: As-Siyasah Asy-Syari’yah, oleh Kathur Suhadi, Pustaka Al Kautsar, Cet.I, Jakarta,1999.

2. Musda Mulia, Negara Islam – Pemikiran Politik Husain Haikal, Disertasi Doktor, Program Parca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 1997.

3. Klingemann, Hans-Dieter at.al. Partai, Kebijakan dan Demokrasi, Terjemahan dari Judul Asli : Parties, Policies, and Democracy, oleh Sigit Jatmika, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999.

4. Nasution, Adnan Buyung, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia, Cet.II, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2001.

5. Basalim, Umar, Pro-Kontra Piagam Jakarta di Era Reformasi, Pustaka Indonesia Satu, Jakarta 2001.

6. Yayasan API, Panduan Parlemen Indonesia, Cet.I,2001.

7. Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1991

8. Haryanto, Sistem Politik – Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1982.

 
49 Komentar

Ditulis oleh pada Oktober 13, 2008 inci Pemikiran

 

Tag:

49 responses to “PARTAI POLITIK ISLAM DALAM PETA POLITIK INDONESIA

  1. sugiarno

    Agustus 4, 2009 at 4:22 PM

    Tulisan yang bagus, salam.

    Suka

     
  2. asrarudin

    Agustus 12, 2009 at 10:22 AM

    Bagus sekali Kanda..

    sayang yah……..PARTAI ISLAM telah di gembosi..

    ANDAI semua bersatu padu…….hufff

    Suka

     
  3. Ridwan Akbar

    September 29, 2010 at 1:53 PM

    Semestinya partai islam itu tidak usah ikutan parlemen, seperti pada Partai islam internasional yaitu Hizbut Tahrir Indonesia !!! cz percuma kalo ikutan parlemen terus partai islam menang kemudian selang waktu 5 tahun diadakan pemilu lagi dan pada akhirnya partai islam kalah klo begitukan penerapan syari’atnya tidaklah kaffah dan padahal jabatan seorg khalifah itu bukan hanya 5 tahun tp slamanya dia mampu untuk memimpin negara!!!wakakakakakaakakakakakakakaakakakakakaks !!!

    Suka

     
  4. nurul apriani

    Oktober 17, 2010 at 8:57 AM

    mohon untuk di berikan izin unduh tulisannya…
    karena tulisan itu sangat penting menunjang perkuliahan dan wacana saya…

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Oktober 29, 2010 at 11:53 AM

      Silahkan saja, asa ditulis sumbernya, sebagaimana layaknya etika ilmiah. terima kasih atas kunjungan anda di blog saya.

      Suka

       
  5. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:18 PM

    PERKEMBANGAN ISLAM PALSU JAHILIYAH MENJADI TENTARA JIHAD (PADERI), MERAMPAS WILAYAH DAN MENDIRIKAN NEGARA DIDALAM NEGARA ORANG LAIN
    Menurut Ahmad Saidin, hasil dari beberapa buku yang dibaca sampai pada anggapan bahwa : “Islam kini tinggal sejarah. Islam yang dalam konteks ajaran murni telah berhenti periodenya saat wafat Nabi Muhammad saw. Sedangkan Islam yang berkembang sejak wafat Nabi saw sampai sekarang adalah Islam sebagai pemahaman kaum Muslim terhadap ajaran-ajaran yang dirujuk dari sumbernya: Allah dan Muhammad saw”.

    Menurut Abdul Karim Soroush : “Islam yang berkembang dan dipeluk umat Islam sekarang ini adalah Islam identitas”.

    Ayatullah Murtadha Muthahhari mengatakan : “Islam bagaikan air yang mengalir dari mata air yang jernih. Ia mengalir dari dataran tinggi turun ke dataran rendah. Saat mengalir tidak dapat disangkal kalau air terkontaminasi dengan berbagai kotoran yang terdapat pada setiap aliran sungai. Karena itu, untuk menjernihkannya perlu proses penyulingan”.

    Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya, banyak dusta dan kebohongan dinisbatkan kepada diriku.” (Syaikh Kulaini, Ushul Kafi, jilid 1, h.62.).

    Paska Rasulullah, islam dipimpin oleh khalifah yg semuanya mati dibunuh oleh ketidakpuasan sesama islam. Hal ini disebabkan karena islam tidak memiliki kejelasan system demokrasi dlm memilih khalifah. Khalifah Umayyah dan Abbasiyah yang menjadi penguasa umat Islam malah mengambil keputusan otoriter menjadi pemerintahan/Negara kerajaan (monarki) islam. Merubah kekuasaan dakwah agama menjadi Negara tidak pernah diajarkan oleh Rasullullah. Dakwah islam sebagai agama menjadi tidak murni. Misi dakwah agama berubah melenceng menjadi alat politik membuat rejim Negara monarki dg kekerasan menggunakan pasukan balatentara (paderi) jihad. Ini adalah awal musibah bencana dakwah diboncengi oleh politik negara islam otoriter menjadi tren imperialism menguasai negara2 lain selama 14 abad telah menimbulkan korban hancurnya budaya bangsa lain dan nyawa yg luar biasa dimukabumi. Bagaimana imperialis kerajaan islam otoriter tsb mempertanggungjawabkan sepak terjangnya kepada umat beragama islam murni, bangsa lain yg menjadi korban, dan Rasullullah yg menjadi dampak fitnah yg luar biasa pada saat ini dan diakherat nanti?
    Nabi Nuh AS & Nabi Ibrahim AS telah memberikan bekal keimanan kepada Bangsa Nusantara. Islam ajaran Nabi Muhammad SAW adalah agama yg mengajarkan kesempurnaan budipekerti lahirbatin. Setelah wafat Rasullullah SAW, Islam telah banyak melenceng disalahgunakan terjun diarena politik. Islam ajaran imperialis empayar khalifah Umayah & Abasiyah yg otoriter dibawa menjadi PARTAI POLITIK NEGARA INTERNASIONAL. Banyak negara, budaya & umat manusia menjadi korban perang & teror. Islam pada abad 11 datang di Nusantara mengganti dogma teologi Nabi Nuh & Ibrahim sekaligus merebut menjajah membuat negara/kerajaan dimulai dari Samudera Pasai Sumatera terus merambah ke seluruh Nusantara termasuk Indonesia Malaysia Filipina Kamboja Thailand. Nabi Nuh, Ibrahim & Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan mendirikan partai politik atau mendirikan negara islam di negara oraang lain yg sudah ada. NEGARA ADALAH NEGARA, AGAMA ADALAH AGAMA. Sabda Rasullullah SAW : “Serahkanlah setiap tugas pekerjaan kepada yg ahlinya, jika tidak maka tunggu saja akan berakhir dengan kehancuran”. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dimukabumi ini, memiliki aneka budaya & kekayaan alam yg luar biasa. Indonesia sangat subur dg ajaran imperialis empayar khalifah Umayah & Abasiyah, banyak berdirinya partai islam. Apakah mereka PARTAI POLITIK ISLAM NEGARA INTERNASIONAL ajaran Umayah & Abasiyah memiliki kemampuan kecakapan keahlian ketataprajaan mengoperasionalkan negara sebagaimana syarat yg disabdakan Nabi Muhammad SAW? Jika tidak, apakah hanya ambisi mencari kedudukan politik yg tidak jelas Bangsa & Negara Indonesia ini mau dibawa kemana? Umat Islam murni hanya ingin beragama dengan baik sesuai ajaran Rasullullah Muhammad SAW, tidak ingin terjadi penodaan agama oleh politik berkedok Islam yg dilegalkan oleh undang2 negara. Partai politik berkedok agama islam adalah sisa-sisa peninggalan ajaran imperialis empayar khalifah Umayah & Abasiyah. Rasullullah SAW tidak mengajarkan infiltrasi berpolitik dan merebut/menjajah Negara orang yg berdaulat. Mari kita resapi firman2 Allah dibawah ini:

    ”Hai Manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal.” (QS. Al-Hujurat 49:13)

    “……Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang -orang yang tidak mempergunakan akalnya.”( QS Yunus [10] ayat 100)

    “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS.Ali Imran 142)

    “Hai orang-orang yang BERIMAN, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. 49 ayat 6)

    ”Tidak ada paksaan dalam menganut agama. Sesungguhnya telah jelas antara yang benar dan yang sesat.” (QS. Al-Baqarah 2:256).

    ”Bagi kamu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun 109:6).

    ”Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak (perlu ada) pertengkaran antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepadaNya-lah kita kembali.” (QS. Asy-Syura 42:15).

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:02 PM

      Tulisan teman ini, saya muat sepenuhnya untuk didiskusikan. Tentu anda bisa sependapat dan bisa juga tidak sependapat

      Suka

       
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:34 PM

      Ajaran jihad, adalah ajaran Al Qur’an, kesalahmengertian ajaran itu jangan menjadikan ajaran yang bagus itu menjadi tidak benar.

      Suka

       
    • a

      November 24, 2017 at 8:57 AM

      baiknya orang syia’ah jangan mampir dimari, ini hanya untuk orang Islam, non Islam urus aja rumah masing-masing

      Suka

       
      • a

        November 24, 2017 at 8:58 AM

        @nasionalis indo

        Suka

         
  6. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:25 PM

    BANGSA NUSANTARA DIJAJAH ISLAM ALIRAN EMPAYAR UMAYAH & ABASIYAH SEJAK ABAD 11 S/D 16 MENJADI LEMAH TERPECAHBELAH YG SELANJUTNYA PADA ABAD 16 S/D 20 DATANG DENGAN MUDAH DIJAJAH IMPERIALIS KATOLIK & KRISTEN. PERJUANGAN KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA JUSTERU KARENA SEMANGAT BHINEKATUNGGALIKA AJARAN PARA LELUHUR BANGSA NUSANTARA. KETIKA NUSANTARA MERDEKA, ISLAM ALIRAN EMPAYAR KEMBALI DIJADIKAN KEDOK BEREBUT KURSI POLITIK PARLEMEN & PEMERINTAHAN, LAGI2 NUSANTARA MENJADI LEMAH TERJAJAH KAPITALISME HINGGA SEKARANG. SELEKSI ALAM SELAMA 14 ABAD SUDAH MEMBUKTIKAN BAHWA ISLAM ADALAH AGAMA DAN BUKAN KEKUATAN POLITIK KETATAPRAJAAN. BANGSA NUSANTARA MERINDUKAN BANGKIT KEMBALI NASIONALISME BHINEKATUNGGALIKA YG MURNI AHLI DIBIDANG KETATAPRAJAAN SEPERTI MEREBUT KEMERDEKAAN TAHUN 1945. BAGAIMANA DENGAN AYAT INI, MALAH KEBALIKANNYA KETIKA ISLAM ALIRAN AJARAN IMPERIALIS EMPAYAR UMAYAH & ABASIYAH DATANG MEMERANGI BANGSA NUSANTARA? TENTUNYA BANGSA NUSANTARA TERMASUK PEMELUK ISLAM MURNI AJARAN RASULLULLAH SAW TELAH DIPERLEMAH TERANIAYA SELAMA 9 ABAD BERHAK PULA MEMPERTAHANKAN DIRI BANGSANYA SESUAI DG AYAT INI :

    ”Telah diizinkan perang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha-Kuasa menolong mereka itu. Yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka, tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, ’Tuhan kami hanya Allah’ Dan sekiranya Allah tiada menolak sebagian mereka dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong diri-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha-Kuasa lagi Maha-Perkasa.” (QS. Al-Hajj 22:39-40).

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:31 PM

      Adalah tidak benar dan tidak bijak melihat seluruh yang dibawa kekhalifan umayyah dan abbasiyah adalah tidak benar. Kedua kekhalifahan itu temasuk usmaniyah telah memajukan peradaban dunia dengan sangat mengagumkan, baik di bdang sains dan teknologi, peradaban maupun agama Imlam

      Suka

       
  7. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:27 PM

    KEIMANAN BANGSA NUSANTARA
    Menurut catatan sejarah dan jejak arkeologi (DNA), bahwa bangsa Nusantara ini telah mengenal Tuhan YME sejak sekitar 13000 th silam dari ajaran para Nabiullah Nuh dan ajaran nabi Ibrahim pada 1670SM. Pada era selanjutnya Bangsa Nusantara telah dibujuk dikloning dijajah oleh raja-raja asing dan misioneris asing yg membawa agama animisme, dinamisme, hindu, budha, katolik, islam, kristen, konghucu dg segala macam aliran sekte yg telah merubah kepribadian budaya bangsa ini sehingga beraneka ragam. Setelah terjadinya Bencana Nuh, pada sekitar 13.000 tahun yang silam. Kelompok Timur, dipimpin Yafet bin Nuh, diperkirakan mendiami Sundaland (Paparan Sunda). Mereka kebanyakan berasal dari Haplogroup IJK, dan dari kelompok ini muncul ras baru, yang di-identifikasikan sebagai Haplogroup K, kemudian berkembang menjadi Haplogroup L, M, NO, P, S dan T. Stelah banjir Nabi Nuh di Nusantara atau lebih tepatnya diSundaland, muncul satu komunitas Bani Adam (Kelompok Timur), yang di-identifikasikan sebagai Haplogroup K atau dalam istilah Plato dikenal dengan “Peradaban Atlantis”. Komunitas ini, pernah mencapai peradaban yang tinggi selama ratusan tahun, akan tetapi kemudian hancur diterjang banjir pada sekitar tahun 9.600 SM. Komunitas ini akhirnya berpencar ke segala penjuru bumi. Mereka kemudian menjadi leluhur bangsa-bangsa di Asia Timur, seperti ras Mongoloid dan Altai. Setelah situasi di Nusantara dirasakan cukup tenang, sekelompok kecil daribangsa Sundaland mulai “pulang kampung”. Dan pada puncaknya, mereka datang dalam jumlah besar, pada sekitar tahun 2.500 SM – 1.500 SM. Mereka ini kemudian dikenal sebagai bangsa Proto Melayu. Pada sekitar tahun 300 SM, datang dalam jumlah yang besar kelompok bangsa dari Asia Selatan (India) dan Asia Tengah, yang dikenali sebagai Deutero Melayu dan membawa pengaruh budaya Hindustan di Nusantara. Bangsa-Bangsa di Nusantara, sebagian besar merupakan hasil pembauran dari2 komunitas ini, yaitu Proto Melayu dan Deutero Melayu. Mereka merupakan zuriat (keturunan) dari Yafet bin Nuh (Haplogroup IJK), yang berkembang menjadi Haplogroup K, kemudian memunculkan ras baruHaplogroup NO. Dari Haplogroup NO inilah, kemudian muncul bangsa Nusantara (bangsa Austronesia), yang di dalam Human Y-chromosome DNA (Y-DNA) haplogroups, dikenali sebagai Haplogroup O1a-M119.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:27 PM

      Nilai2 asli peradaban suatu bangsa perlu terus digali untuk menanam nasionalisme. Tetapi tidak arif, menolak segala perubahan dari proses akulturasi, karena bisa akan frustrasi.

      Suka

       
  8. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:29 PM

    IMPERIALISME AGAMA DAN DAMPAKNYA PADA PERADABAN MANUSIA
    Imperium Islam sejak abad 7 hingga sekarang (selama 14 abad) melakukan penaklukan sebagian besar wilayah dimuka bumi ini dg alasan siar agama perintah Tuhan dalam alkitab. Pada kenyataannya siar agama oleh Muhammad dan kalifah dilakukan dg jalan pedang (EKSPANSI MENGGUNAKAN PASUKAN MILITER PERANG) dan dengan jalan INFILTRASI MENYUSUP MEMBUJUK DOKTRINASI AGAMA ISLAM dg MENGKAFIRKAN budaya kepercayaan agama bangsa lain, dari berkumpul siar agama kemudian kuat banyak pengikutnya melakukan GERAKAN MENUMBANGKAN REJIM KAFIR NON-ISLAM, MEMBUAT NEGARA ISLAM DIDALAM NEGARA orang lain hingga menjadi NEGARA ISLAM MERDEKA. Modus operandi ini dilakukan terus secara beranting dimukabumi, Islam telah menjadi pembujuk mengkloning cuci otak sistemik yg lihai memecahbelah mengadudomba saling mengkafirkan, banyak bangsa menjadi “PENGHIANAT BUDAYA BANGSANYA SENDIRI YG LEBIH LUHUR BERADAB” kehilangan jatidirinya. Siar Islam dg perang telah menelan banyak korban nyawa, harta benda, penghancuran peradaban budaya, penghancuran agama2 yg ada ditiap Negara, penghancuran ketataprajaan negara2, pendudukan/penjajahan bangsa lain atas nama siar agama Islam, pemanfaatan sumberdaya ekonomi didaerah siar agama. Sepak terjang imperium Islam menyiarkan agama Islam memiliki maksud yg terselubung menguasai hajat martabat kedaulatan bangsa lain. Kemenangan imperium Islam menguasai Asia dan Eropa menimbulkan perlawanan bangsa2 didunia untuk mempertahankan wilayah dan budayanya.
    Sejarah imperialisme penyebar agama2 mengapa menjadi radikal dimuka bumi?. Dapat ditelisik dari perintah ajaran kitab2 nya masing2 & fatwa para pemimpinnya. Klaim masing2 agama membawa misi siar agama dari langit (agama samawi). Masing2 kitab suci mereka mengatakan memerangi kafir adalah “Perang Suci (Jihad Fisabillillah)” jika mati menjadi “sahid/suhada” diampuni dosa2 nya dan dikehidupan berikutnya (reinkarnasi) akan masuk sorga. Pemicunya adalah doktrin agama/sekte saling mengkafirkan agama/sekte lainnya, membunuh kafir mendapat ganjaran sorga. Jika demikian maka perang antar agama/sekte dimuka bumi tidak pernah berkesudahan. Apakah Tuhan mengajarkan manusia untuk saling bunuh, apakah Tuhan berbeda atau satu?. Jika demikian apakah kitab2 suci semua palsu (rekayasa manusia yg mengaku nabi/utusan Tuhan) demi kepentingan kelompok/agama/sekte masing2? karena pada kenyataan sepanjang sejarah berabad-abad lamanya mengajarkan membolehkan saling bunuh semua kafir (tidak satu agama/sekte)?.
    Akal budi pekerti manusia yg rasional tentunya tidak akan mentolelir tindakan buas barbar menjadi algojo agama saling bunuh dimuka bumi. Dalam sepanjang sejarah ribuan tahun sangat banyak luar biasa penderitaan manusia dalam bencana pelanggaran hak azazi manusia yg dilakukan oleh imperialis2 berkedok agama dg dogma kitabsucinya yg menghalalkan pembunuhan, siapa yg mengadili kejahatan criminal oleh imperialis2 agama yg berlangsung selama ribuan tahun hingga detik ini?. Semoga Tuhan yg sebenarnya akan membalas dengan adil bijaksana.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:25 PM

      Tidak suatu peradaban dunia yang benar2 genuin, pada perkembangan dan hubungan antar kebudayaan, pasti selalu berakulturasi. Tidak ada gunanya membela genuine picik, tanpa menimbang baik dan buruk dari hal2 baru dalam proses akulturasi.

      Suka

       
  9. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:31 PM

    NEGARA2 DIDUNIA KORBAN MISSI IMPERIALIS ARABISME ISLAM PALSU
    1. ARAB – adalah KORBAN PERTAMA ISLAM. Dibawah Islam mereka tidak hanya kehilangan dewa2, sejarah dan nenek moyang mereka, mereka kemudian dibebani dgn sejarah dan silsilah yg direkayasa. Orang Arab tadinya MENOLAK Islam, tetapi karena kekalahan mereka begitu telak oleh pedang Islam dan karena mereka merasa adanya untungan ekonomis dan politis, mereka menerimanya bulat2. Yg terjadi selanjutnya malah kebalikannya yaitu ISLAM menjadi kekuatan ajaran menguasai manusia didunia dan menghancurkan budaya2 bangsa2 lain sekaligus menjadi KENDARAAN imperialisme EMPAYAR ISLAM PALSU menguasai negara2/kerajaan2 didunia. Dakwah siar agama Islam pasca Rasullullah menjadi tidak murni lagi karena telah ditunggangi dan berubah menjadi empayar (kerajaan) islam yg melebarkan wilayah dg kekuatan militer dan hukum perang.

    2. PERSIA (IRAN) – Islam Arab menjajah Persia, orang Arab menyita semua kekayaan2nya melalui sistem penjarahan, termasuk menjarah wanita2 cantik molek dan merebut karya penyair2 ternama Iran yang telah banyak menyumbang keindahan bagi tradisi2 Asia maupun Eropa. Budaya Persia LENYAP total dari muka bumi. Semua kejayaan budaya dan politiknya dimusnahkan oleh orang2 Iran sendiri yang di-Arabisasi dan akhirnya membenci kebudayaan mereka sendiri. Mereka lebih suka menjadi muslim dengan janji2 72 perawan abadi, anak2 lelaki cantik dan arak2 lezat yang disebut2 dalam Quran. Mereka menghujat nabi2 mereka sendiri, Zaratushtra dan Mani. Mereka membangun mitologi mereka sendiri yang dikenal sebagai Shi’ah, yang secara total berdasar pada lambang, cinta dan tradisi para pahlawan Arab, khususnya anggota keluarga langsung sang Nabi Muhamad. Sejak itu, orang2 Iran kehilangan jiwa Persia mereka. Mereka telah dicerabut dari kebesaran Persia, mereka bukan lagi orang2 Iran yang hebat seperti sebelumnya. Tidak ada lagi yang bisa jadi sumber inspirasi mereka kecuali jika hal itu didasarkan pada penjilatan terhadap orang Arab. Revolusi Islam dari Imam Khomeini adalah contohnya.
    (Sumber: http://soc.mailarchive.ca/culture.singapore/2007-12/1151.html)

    3. INDIA – Arab ISLAM PALSU menyerang India di tahun 600an adalah kisah yang paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban yang dibunuh dalam penyerangan menurut sejarawan Muslim Koenraad Elst mengutip Professor K.S. Lal dlm bukunya, “Growth of Muslim population in India”, yg mengatakan bahwa menurut perhitungannya, penduduk Hindu berkurang sebanyak 80 juta jiwa antara th 1000 (tahun di saat Mahmud Ghazni menyerang India) sampai 1525 M, sebelum Perang Panipat. Tidak pernah dapat mengukur luka fisik luar biasa yg dilakukan invasi Muslim terhdp India. Yg lebih sulit adalah mengukur kehancuran moral dan spiritual terhdap Hindu India. Saat Muhamad bin Qasim menginvasi wilayah Sindh adalah saat yg paling buruk & menjijikan dan dalam sejarah India. India, obor peradaban dunia yang punya tradisi hebat yg sebelumnya menikmati kehangatan ‘ahimsa’ kemudian disengat oleh penjajah islam Arab yang doyan merampok dan memperkosa.
    (Sumber: http://soc.mailarchive.ca/culture.singapore/2007-12/1152.html)
    Abad 8 sampai 18 (1000 tahun), tentara islam Turki, Afghan, Arab dan Mughal satu per satu merebut dan memporak-porandakan wilayah2 luas India. Struktur2 Hindu dihancur-leburkan atau diganti menjadi Mesjid. Taj Mahal adalah salah satu contoh kuil Hindu yg direbut Islam. Apa yg tidak dapat mereka hancurkan atau gunakan, mereka akan KUBUR rata dgn tanah. Berdasarkan manuscript dan data2 yg ada sekarang, banyak struktur Hindu ditemukan hancur atau dikubur dibawah struktur2 Islam. Salah satu kuil Hindu paling terkenal adalah Kuil Ram di Ayodhia. Th 1992, orang Hindu menghancurkan Mesjid Babri dari abad ke 16 yg terletak diatas bukit. Penggalian arkeologis menunjukkan bahwa bukit itu terdapat kuil Hindu Ram, yg hampir sepenuhnya utuh kecuali patung2 dan ukiran Hindu dicongkel. Dokumentasi foto dan laporan lengkap yg disampaikan kepada Pengadilan Tinggi Lucknow, membuktikan bahwa Muslim menimbun kuil Hindu ini dgn tanah shg menciptakan sebuah bukit dan membangun mesjid diatasnya.
    Islamisasi di India tidak tuntas. Setelah lebih dari 1000 tahun tirani Muslim, dari 715 – 1761, lebih dari 70% rakyat India tetap Hindu. Ini BUKAN karena kebaikan Muslim PALSU, karena ini memang bukan ciri khas mereka. Keberanian ksatria2 Hindulah yg mampu menghantam keberingasan berdarah Jihadi. Muslim PALSU menginvasi kawasan Sindh di India th 638 memerlukan waktu 700 tahun utk menjajah India (sekarang Sindh menjadi Pakistan, yg memisahkan diri dari India thn 1947). Perlawanan Hindu bukan saja sengit tetapi kebuasan kelompok Maratha Hindu sampai menyaingi kebuasan Muslim PALSU. Mereka, pada dasarnya, mengejar Muslim sampai ‘dimanapun mereka dapat ditemukan’. Hanya dgn cara ini mereka dapat dikalahkan. Serangan Arab Muslim melawan India sejak 638 berkali2 dapat dikalahkan oleh para raja Makara (Makran) dan Sindh. Kealotan Hindu ini sampai mengherankan Muslim. Setelah kampanye berdarah selama 80 tahun, Muslim merebut Fort Deval (Debal, didekat Karachi sekarang) secara curang, dgn menculik 3 anak-anak seorang petinggi Fort Debal, MEMENGGAL KEPALA SALAH SEORANG ANAK DAN MENGANCAM AKAN MEMENGGAL YANG LAIN. Dgn ancaman ini pihak Hindu terpaksa menyerah. Setelah menjajah Sindh, Muslim menyerang Punjab tapi kalah. Kemudian mereka menyerang Rajputana, tetapi kalah oleh Raja Bhoj, dan saat mereka menyerang Gujarat, merkea dikalahkan para Chalukya (Solankis) dari Anahilwada. Jadi dari thn 715 sampai 980, Muslim tidak maju2 dari Sindh. Hanya di thn 980, Muslim bisa menyerang India lagi. Universitas Nalanda, Vikramshila, Odantapura, dan Jagddala adalah universitas2 yang dibangun di abad ke 4 SM, dihancurkan oleh Mohammed Bakhtiar Khilji sekitar 1200 M. Universitas2 ini dihancurkan, dijarah, dan dirampok oleh penyerbu2 Islam.

    4. PAKISTAN – Salah satu perselisihan politik yang dilatarbelakangi oleh agama yang paling sengit terjadi saat ini adalah antara kaum Hindu dan Muslim. Banyak yang mengira pertikaian ini dimulai ketika gerakan nasionalis Hindu India di awal tahun 1900-an menolak untuk memenuhi keinginan kaum India Muslim. Memang betul bahwa hal ini menyebabkan pertikaian jadi lebih sengit. Pada saat hampir merdeka dari penjajahan Inggris, sudah jelas kaum Muslim dan Hindu tidak bisa hidup bersama dengan damai dalam satu negara. Pihak Muslim khawatir diperintah oleh kaum Hindu yang jumlahnya jauh lebih banyak. Tapi bahkan setelah dipisah menjadi dua negara merdeka India dan Pakistan, persoalan tetap saja berlanjut. Sampai saat ini kaum Hindu dan Muslim masih saja terus bertikai. Tahun 1950, sekitar 1/2 juta Hindu dibantai di Pakistan dgn tingkat kebrutalan yg tidak dapat dibayangkan. Sekitar 4.5 juta kafir eksodus mengungsi ke India namun pemerintah India mengunci perbatasan karena takut pengungsi hanya akan mengakibatkan kekerasan antar penduduk Hindu dgn Muslim. 8 juta Hindu ditinggal dlm ketakutan di Pakistan. Antara 1951 – 1970, 4 juta pengungsi menyelundup lewat perbatasan ke India dari agama damai dan hukum2nya. Tanah dan harta benda mereka direbut oleh pemerintah Pakistan yg tadinya berjanji utk menyimpannya dlm tabungan escrow nasional dan dibagikan kembali saat urusan dgn India beres. Sementara itu, non-muslim yg mencari keselamatan dari kedamaian yg ditawarkan Islam dibiarkan tanpa uang sepeserpun dan lontang lantung menjadi gelandangan di jalan2 Bengali di India.

    5. BANGLADESH – Sesama Muslim di Bangladesh tidak ada ketentraman. Thn 1971, pecah perang saudara dan terciptalah negara Muslim Bangladesh yg memisahkan diri dari negara Muslim Pakistan. Dlm prosesnya, tiga juta orang dibantai Muslim Pakistan yg dipanas2i utk membunuh Hindu kafir dan Muslim Bangladesh yg “1/2 kafir”. Strategy Islam, spt biasanya, adalah mengurangi jumlah kafir sampai NOL. Bangladesh mencapai ini di daerah Mymensingh Utara, dimana pd thn 1947 berpenduduk 90% Kristen. Karena penindasan brutal pd thn 1964 dan 1971, semua Kristen Garo lari ke India. Distrik Chittagong thn 1947, tadinya 98% Buddhis. Karena tidak mendapatkan suaka di India, kebanyakan dari mereka lari ke Arakan di Burma. Ke-11 juta dhimmi yg tertinggal hidup sbg warga kelas dua di Bangladesh. Semua lowongan kerja pemerintah tidak diberikan kpd orang2 ‘najis’ ini dan mereka juga tidak diijinkan menikmati universitas. Harga yang harus dibayar Rektor Perguruan Tinggi karena berani mengutarakan pendapat dan sebagai minoritas Hindu di Bangladesh. Pada tanggal 16 November, 2001, Rektor Hindu bernama Gopal Krishna Muhuri dari perguruan tinggi Nazirhat di Chittagong ditembak mati oleh anggota fundamentalis Islam Jamat-e-Islami, yang adalah sekutu partai nasional Bangladesh yang berkuasa di daerah itu. Sang Rektor adalah orang yang terkenal dan dihormati sebagai pejuang kemerdekaan.

    6. MESIR – Mesir, tanah dari para Firaun yang perkasa, dimana keunggulan kekaisaran mereka menjangkau masa 3000 tahun. Tanah indah penuh sains, seni, budaya dan tingkah laku para dewa ini berubah dan menukik tajam hingga hampir menyentuh titik nadirnya ketika Islam mengambil alih. Tidak ada orang Mesir asli lagi. Mereka semua berubah menjadi orang Arab ISLAM PALSU.

    7. PALESTINA – Bangsa Palestina penyembah berhala yang terusir dari negaranya oleh bangsa arab ISLAM PALSU, sekarang diantara mereka menjadi migrant di Israel dan berjuang untuk mendapatkan kembali negaranya dengan pertolongan Israel. Perang Palestina vs Israel sesungguhnya adalah bangsa Palestina di Israel yang ingin mendapatkan Negara kembali yang diduduki oleh bangsa arab. INI BUKTI ARAB ISLAM PALSU MERAMPAS NEGARA BANGSA PALESTINA DAN MENDUDUKINYA HINGGA SEKARANG.

    8. ISRAEL – Israel ditaklukkan Persia, Arab dan Turki sampai ratusan tahun. Imigran Arab Muslim, yg sekarang tinggal di Israel, menyebut diri sbg orang Palestinan. Padahal orang2 Palestina sejati (‘philistines’), berasal dari jaman pra-Romawi, dan merupakan bangsa dari Laut Aegea (sekarang Yunani dan pulau2 sekitarnya spt Kreta), yg pada dasarnya merupakan orang Eropa dan tidak pernah memiliki darah Arab. Dgn kata lain, bangsa asli Palestina tidak pernah Arab. Tentara Romawi mencakupkan: YORDANIA, TEPI BARAT DAN ISRAEL kedalam areal yg dinamakannya PALESTINA utk menghilangkan ciri2 Yahudi. Orang2 Arab jaman sekarang mengklaim nama tersebut. Muslim percaya kuat bahwa tanah Israel adalah tanah Muslim. Para pengajar Islam percaya bahwa Muslim-lah yg pertama2 menduduki tanah itu. Mereka lupa bahwa Yudaisme berada di Timur tengah selama 4000 TAHUN sementara Islam hanya berumur 1300 tahun. Sebelum lahirnya Islam, Timur Tengah adalah tempat hidup YAHUDI & KRISTEN.

    9. AFGHANISTAN – Pada th 1000, diikiuti oleh annihilasi seluruh populasi Hindu disana; memang, kawasan itu masih juga disebut HINDU KUSH, atau ‘PEMBANTAIAN HINDU’.

    10. SEPANYOL dan PORTUGAL – Pd th 711M, Kaum Moor Muslim PALSU dari Afrika Utara dgn tentara kuat sebanyak 12.000 orang menginvasi dan mencaplok bagian selatan Spanyol. Raja Roderick yg tidak siap siaga dikalahkan. Tentara2 Spanyol yang luka2 segera dipenggal kepala mereka. Th 714, kaum Moor menyerang dan berhasil mencaplok Leon dan Galicia di Utara Th 715M. Seluruh jaziran Iberia (termasuk Portugal) direbut dlm aneksasi BRUTAL dan BERDARAH. Segera pula dibentuk pemerintahan Muslim. Gereja2 dijadikan mesjid dan mulailah Muslim PALSU meng-islamisasi Spanyol dan Portugal. Berbagai kalif dari Dinasti Omayyad memerintah Spanyol dan Portugal Islam dgn ‘tangan besi’ Islam PALSU. Namun th 1027 – 1031 Dinasti Omayyad pelan2 berakhir akibat perang saudara dan pemberontakan Kristen. Th 1031 Muslim Arab dari Maroko menyerang kaum Moor di Spanyol Selatan (Cordova) dan menghancurkan sisa2 dinasti Umayyah dan masih bertahan di bagian selatan Cordova sampai abad 15, merekapun diusir dari Spanyol. Dikatakan bahwa “Anggur, wanita dan musik mengakibatkan kematian Islam PALSU di Spanyol”. Selama 781 tahun Muslim keluar masuk Sepanyol (711M – 1492).

    11. BULGARIA – Pada 1392 -1908 (selama 516 tahun) kerajaan islam PALSU Ottoman Turki mencaplok Bulgaria. Timbullan istilah ‘Bulgarian Horrors’, sebutan terkenal di thn 1876 bagi penindasan rakyat Bulgaria yg menuntut kemerdekaan. Islam PALSU Ottoman Turki secara brutal membantai ratusan ribu orang Bulgaria. Th 1908 orang Bulgaria akhirnya mengambil alih kekuasaan. Kini, Bulgaria dgn jumlah penduduk 7,45 juta (perhitungan th 2005) kaum islam Turki Bulgaria hanya mencapai 9.4% dgn orang2 Muslim yg ke mesjid hanya 0.1%. Ini karena 50 tahun komunisme di Bulgaria tidak ada agama yg dipraktekkan dan ajaran Islam banyak ditinggalkan.

    12. ROMANIA – Juga menjadi bagian kerajaan islam PALSU Ottoman Turki dari th 1398-1878 (480 tahun). Selama penjajahan Komunis, agama Kristen sudah begitu berakar sampai mereka diakui eksistensinya oleh komunis. Menurut statistik, penduduk negara ini 100% Kristen Ortodoks. Mengapa Islam gagal total dan hilang di Romania?

    13. YUGOSLAVIA – (Slovenia, Croatia, Bosnia Herzegovina, Serbia, Montenegro and Macedonia – kini semuanya merdeka). Beberapa dari mereka juga bagian dari Kerajaan Ottoman. Serbia jatuh ketangan Ottoman Empire th 1459 sampai direbut kembali th 1557 oleh partriarkat Serbia, sampai th 1739 ketika islam PALSU ottoman Turki didepak sepenuhnya dari Serbia. Montenegro, sering diserang oleh pasukan biadab islam PALSU Ottoman Turki tetapi tidak pernah berhasil. Menurut legenda, ini karena penduduk Montenegro melumuri tubuh dan senjata mereka dgn lemak BABI.

    14. BOSNIA HERZEGOVINA – merupakan bagian dari kerajaan Ottoman dari th 1463 -1908. Konsentrasi Muslim terbesar sekarang adalah di Bosnia Herzegovina 37% dari jumlah penduduk 4 juta, tetapi mereka ini tidak menyebut diri Muslim, tetapi ‘Bosniaks’ dan secara umum tidak mempraktekkan Islam – mereka lebih khas Eropa.

    15. SERBIA – memiliki penduduk Muslim kurang dari 1.6% dan Macedonia hanya 2.6%. Ini menunjukkan kegagalan islam PALSU Turki Ottoman. Selebihnya (Slovenia, Croatia, Montenegro) jumlah Muslim juga tidak berarti. Disinipun Islam gagal.

    16. HUNGARIA – Sekitar th 1550-an, islam PALSU Ottoman Turki mencaplok sebagian besar Hungaria. Tapi dari 1683-1699 muslim pelan2 didepak dari Negara itu. Setelah Muslim PALSU menjajah Hungaria selama 150 tahun, tidak ada angka resmi penduduk Muslim. Islam PALSU disini juga gagal total.

    17. LEBANON – Muslim terhitung 59.2% (akibat banyaknya bayi Muslim & pengungsi Muslim Palestina) dan Kristen hanya 40%; tapi disinipun Islam gagal. Sejak th 1453 Lebanon diperintah Muslim Ottoman Turki. Jadi selama ratusan tahun Islam PALSU jaya di Lebanon, tapi lihatlah sekarang Islam PALSU dihalangi perkembangannya sekuat mungkin oleh pemerintah yg sekuler.

    18. YUNANI – merupakan bagian dari islam Turki Ottoman Empire dari 1453 – 1829. Yunani merupakan “mutiara” bagi Ottoman karena kemajuan budaya, filosofi, literatur, sains, medisin, sport dsb. Pada 1829 Yunani merebut kembali pulau2 disekitarnya yg penduduknya berbahasa Yunani dan beberapa pulau yg penduduknya berbahasa Turki dalam jarak 1 – 5 Km dari daratan Turki. Walaupun Yunani dijajah Islam PALSU selama 374 tahun, penduduk Muslim disana kini paling2 Cuma 1.3%. Islam gagal total di Yunani.

    19. THAILAND – th 1750M, sekitar 19 provinsi sebelah selatan Bangkok memiliki penduduk Muslim (antara 8 – 14 juta). Disitu pula terdapat kesultanan yg kuat yg menguasai wilayah itu. Namun sensus th 2.000 menunjukkan bahwa hanya 3 provinsi di paliing selatan Negara memiliki mayoritas Muslim, dari total penduduk 71,9 juta, dgn 90.6% Budhis di total 76 provinsi Thailand. Menurut angka sensus resmi, penduduk Muslim seluruh Thailand th 2.000 adalah 3,8 juta dan berkurang cepat dibandingkan dgn perkembangan penduduk Kristen sebanyak 4,2 juta pd thn 2.000. Menurut perkiraan, bahkan di ketiga provinsi ini, Muslim akan menjadi minoritas di thn 2015. Mengapa agama yang konon dikatakan terhebat dan tersuci menghilang cepat di Thailand?

    20. FILIPINA – Sebelum datangnya Spanyol, Negara ini DULU MAYORITAS MUSLIM. Islam sudah begitu merasuk dan diperintah oleh bermacam2 sultan dari belahan selatan sampai pulau paling utara, Luzon. Desa2 dan kota2 diperintah oleh datuk2 Muslim Islam mencakup 76% wilayah Filipina. Sultan Sulu adalah sultan yang paling terkenal. Kini, 94% (dari 77 juta) rakyat Filipina adlah Kristen dgn jumlah populasi Muslim (4,8%) yg semakin mengecil dan terhapus dgn cepat.

    21. MONGOLIA
    Kerajaan imperialis Tar-tar inipun disusupi oleh islam PALSU yaitu salahsatu panglima perang Jenderal Cheng Ho beragama islam juga seorang ulama islam.

    22. INDONESIA
    1). Runtuhnya kerajaan Majapahit :
    Kerajaan islam PALSU Giri Kedaton yg secara HAKIKAT (politis keumatan) adalah kerajaan islam para wali di Jawa didalam kerajaan Majapahit. Kerajaan islam PALSU Demak adalah bentukan Kerajaan Giri Kedaton yg merupakan hasil dari operasi intelijen para wali islam. Brawijaya V diserbu oleh anaknya sendiri (Raden Patah) raja Demak yang didukung oleh Giri Kedaton. Kudeta penghancuran kerajaan Jawa secara militer dan intelijen karena missi islamisasi Suku Jawa. Raden Patah raja islam PALSU bersikap “tidak njawani” (tidak bertata krama) karena yg sekaligus pendurhakaan anak kepada orangtua. Kerajaan “anak durhaka” ini tidak lama hancur dikudeta oleh Mas Karebet (Adiwijaya) keturunan Majapahit dg mendirikan kerajaan Pajang. Sejarah ini tidak akan dilupakan oleh Suku Jawa yg dikenal memiliki budaya tatakrama.

    2). Runtuhnya kerajaan Pajajaran di Jawa Barat:
    Ulah walisongo dan kerajaan islam PALSU Demak mendukung militerisme & kroniisme dlm pendirian kerajaan islam PALSU Banten dan Caruban/Cirebon didalam wilayah kerajaan Pajajaran kemudian menyerang mengalahkan Pajajaran. Ini sejarah tindakan makar/kudeta militer islam PALSU dibumi Jawa Barat yg tidak pernah akan dilupakan oleh Suku Sunda yg dikenal ramah & arif.

    3). Runtuhnya kerajaan Pagar Ruyung Minangkabau di Sumetera Barat:
    Penyebaran Mazhab Hambali dimulai tahun 1804 dengan pemusnahan keluarga Kerajaan Pagarruyung di Suroaso, yang menolak aliran baru ISLAM PALSU tersebut. Hampir seluruh keluarga Raja Pagar Ruyung dipenggal kepalanya oleh pasukan yang dipimpin oleh panglima Paderi Tuanku Lelo, yang nama asalnya adalah Idris Nasution. Tuanku Lelo (Idris Nasution) tewas dipenggal kepalanya dan kemudian tubuhnya dicincang oleh Halimah Rangkuti, salah satu tawanan yang dijadikan selirnya. Penyebaran islam dengan cara menghancuran dinasti kerajaan Pagar Ruyung ini tidak akan dilupakan oleh Suku Minangkabau Sumatera Barat.

    4). Runtuhnya kerajaan Batak di Sumatera Utara:
    Ini adalah perang saudara sesama suku Batak kerena balas dendam & beda keyakinan agama. Penyerbuan paderi islam PALSU ke Tanah Batak (Tapanuli Utara) dimulai pada 1 Ramadhan 1231 H (tahun 1816 M), dengan penyerbuan terhadap benteng Muarasipongi dg mengerahkan balatentara islam 5.000 orang pasukan berkuda ditambah 6.000 infanteri meluluhlantakkan benteng Muarasipongi, seluruh penduduk dibantai tanpa menyisakan seorangpun. Kekejaman ini sengaja dilakukan dan disebarluaskan untuk menebarkan teror dan rasa takut agar memudahkan penaklukkan. Termasuk wilayah Mandailing (Tapanuli Selatan) ditaklukkan oleh pasukan Paderi, yang dipimpin oleh Tuanku Rao dan Tuanku Lelo, yang adalah putra-putra Batak sendiri. Tuanku Rao alias Umar Katab alias Pongkinangolngolan Sinambela adalah keturunan Raja Batak. Sejumlah orang Batak yang telah masuk Islam, ikut pasukan Paderi menyerang Tanak Batak, yaitu Tuanku Tambusai (Harahap), Tuanku Sorik Marapin (Nasution), Tuanku Mandailing (Lubis), Tuanku Asahan (Mansur Marpaung), Tuanku Kotapinang (Alamsyah Dasopang), Tuanku Daulat (Harahap), Tuanku Patuan Soripada (Siregar), Tuanku Saman (Hutagalung), Tuanku Ali Sakti (Jatengger Siregar), Tuanku Junjungan (Tahir Daulay) dan Tuanku Marajo (Harahap). Penyerbuan pasukan Paderi terhenti tahun 1820, karena berjangkitnya penyakit kolera dan epidemi penyakit pes. Dari 150.000 orang tentara Paderi islam yang memasuki Tanah Batak tahun 1818, hanya tersisa sekitar 30.000 orang dua tahun kemudian. Sebagian terbesar bukan tewas di medan petempuran, melainkan mati karena berbagai penyakit. Mansur Marpaung (Tuanku Asahan) dan Alamsyah Dasopang (Tuanku Kotapinang) dengan tegas menyatakan tidak mau tunduk lagi kepada Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Nan Renceh, dan kemudian mendirikan kesultanan/kerajaan sendiri. Marpaung mendirikan Kesultanan Asahan dan mengangkat dirinya menjadi sultan, sedangkan Dasopang mendirikan Kerajaan Kotapinang, dan ia menjadi raja. Tuanku Rao tewas dalam pertempuran di Air bangis pada 5 September 1821. Penyebaran islam dengan cara menghancuran dinasti kerajaan Tanah Batak ini tidak akan dilupakan oleh Suku Batak Sumatera Utara.

    5). Suku2 terasing di Jawa korban dampak islamisasi arabisme :
    a. Suku Tengger dan Suku Osing di Jawa Timur adalah rakyat Majapahit yang mengungsi karena serbuan militer kerajaan islam PALSU Demak dan Wali Songo.
    b. Suku Baduy adalah berasal dari penduduk kerajaan Pajajaran yang diserbu oleh Kerajaan islam Banten.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:22 PM

      Kadang-kadang penerimaan Ajaran Islam yang belum lengkap dimaknai sebagai ajaran Islam yang asli, adalah sesuatu yang salah. Pelajarilah Alqur’an dengan sungguh2 dan ketulusan hati, tidak untuk mencari pembenaran atas ilusi sendiri.

      Suka

       
  10. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:34 PM

    FAKTA KEHIDUPAN NYATA BANGSA INDONESIA SAAT INI TERJAJAH IMPERIALIS ARABISME ISLAM PALSU DG BERMACAM ATRIBUT SEKTE2/FRONT2/KOMANDO LASKAR TENTARA JIHAD :
    Agama Islam yg murni/benar telah ditunggangi & dikotori oleh bangsa Arab jahiliyah aliran ajaran empayar Umayah & Abasiyah. Penaklukan imperialisme Arab islam PALSU selama 14 abad secara cepat menghancurkan satu kerajaan/negara lalu secara permanen merenggut wilayah besar kerajaan/negara lain secara beranting dimuka bumi. Ini adalah malapetaka kemanusiaan dan malapetaka budaya peradaban yang sangat mengerikan. Penaklukan2 itu dicapai dengan ongkos budaya yang luarbiasa mahalnya. Hancur/hilangnya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa lain yg sudah ribuan tahun diganti dengan budaya islam arab berupa budaya perang dan kebencian terhadap agama lain. Pribumi harus berbudaya islam & menjadi bangsa kelas dua setelah bangsa arab yg mengaku keturunan habib, karena arab secara egois memiliki budaya menjaga kemurnian genetika, budaya arab menghindari asimilasi gen arab dg gen pribumi. Perkawinan antara lelaki non-arab dengan wanita arab murni dianggap sebagai kriminal sosial. Orang2 Arab ISLAM PALSU mempraktekan segala macam tindakan apartheid terhadap muslim non arab. Orang Arab memandang muslim non-arab sebagai orang asing apapun kelas atau derajat orang itu, memperlakukan mereka dengan cemooh dan jijik. Prajurit muslim non-arab harus berperang dg berjalan kaki, prajurit islam non-arab tidak mendapat hak harta rampasan perang. Mereka tidak boleh berjalan disisi sama dengan orang arab asli, atau duduk dengan tinggi yang sama. Hampir disetiap tempat ada kemah dan mesjid terpisah yg dibangun khusus untuk memisahkan arab dengan non-arab. Ini jelas praktek budaya arab yg imperialis & “penghianat” terhadap ajaran kitabsuci tentang kesamaan derajat. Budaya arab yg tidak konsisten dg ajaran islam adalah suatu bukti bahwa budaya arab bukanlah budaya islam, sedangkan bangsa arab telah menghancurkan budaya pribumi yg lebih baik dalam kesetaraan budipekerti dan tatakrama. Didalam ajaran islam apa sangsinya jika menghianati ajaran kitabsuci?
    Doktrinasi cloning cuci otak ajaran islam arab adalah benci orang non-islam, menganggap non-islam sebagai akibat nilai2 barat yang asing, tapi mereka tidak bisa berkaca pada diri mereka, yang sebenarnya adalah “pengkhianat” budaya nenek moyang mereka sendiri.
    Dominasi budaya islam arab imperialisme dlm sepanjang sejarah dilakukan dengan modus operandi dua cara yaitu :

    1. MODUS MISI SIAR AGAMA ISLAM PALSU DG INFILTRASI
    Bentuk misi operasi inteljen para petugas penyebar paham dengan berkedok siar agama dengan :
    a. Membujuk dg santun dan lembut para raja, pemimpin suku, pemuka adat dan masyarakat dg ajaran monotheisme islam.
    b. Doktrinasi ajaran islam satu-satunya agama yang benar jalan suci masuk surga dan budaya leluhur kepercayaan (agama) nenekmoyang adalah kafir/musyrik. Allah adalah Tuhan YME dan Muhammad adalah rasul utusan Tuhan yg menyampaikan wahyu agama islam (Al Quran) kepada umat manusia. Klaim ajaran islam bahwa Muhammad nabi terakhir dari 25 nabi dan menjadi nabi untuk seluruh umat manusia (nabi internasional), Al Quran adalah kitabsuci terakhir yg menyempurnakan/meluruskan kitab2 yg dibawa para nabi sebelumnya yg telah tidak murni lagi. Analisa para ahli tentang isi kitab ini terkait waktu, tempat, pelaku sejarah, substansi terdapat kontradiksi.
    c. Ritual wajib solat 5 waktu setiap hari yg secara batin menyembah Tuhan namun secara fisik menyembah bangunan berupa konstruksi batu Ka’bah Baitullah yg letaknya jauh di kota Mekkah – Arab Saudi, sebagai syariat tanda orang beragama islam, jaminan masuk sorga. Ada takaran besaran amal tergantung dimana tempat solat, menjadi dayatarik umat islam pengumpul amal berbondong solat di Masjidil Haram – Mekkah.
    d. Ajaran islam bahwa di alam kubur dan di surga yg dipakai adalah bahasa arab. Maka budaya baca tulis huruf arab dipelajari dengan susah payah sejak dari usia dini prasekolah. Doktrinasi agama islam arab telah memaksa bangsa2 islam non-arab dg susah payah mempelajari tulisan/arti/substansi ayat bahasa arab, banyak budaya tulisan suku bangsa sendiri tidak sempat dipelajari dan hilang tidak dikenal oleh generasi muda islam non-arab. Banyak islam non-arab bisa membaca/menghafal tulisan tapi tidak mengerti arti dan substansi ilmu yg terkandung dari ayat yg dibaca. Kesulitan bahasa yg dialami umat islam di Negara non-arab telah banyak menciptakan umat islam tidak menguasai isi substansi ilmu yg terkandung dalam kitabsuci dan telah menciptakan kebodohan. arab Islam PALSU memotong habis budaya warisan NON-MUSLIM yang sebenarnya sangat kaya budaya tatakrama asli dan ilmu pengetahuan yg substansinya mudah dipelajari dan dimengerti.
    e. Propaganda figur penyebar agama islam oleh para habib, wali, syeh, kyai, ulama, paderi (perwira tentara islam) sebagai orangsuci islam berbudi luhur yg memiliki keahlian pengetahuan agama atau kesaktian ilahiyah atau orang islam keturunan nabi/bangsa arab.
    f. Ritual ibadah keagamaan pergi ke Tanah Suci. Merupakan salah satu rukun islam, wajib bagi yg mampu. Budaya ritual haji yg dating dari seluruh penjuru dunia telah memperkaya bangsa arab. Sebaliknya banyak kisah memaksakan diri bekal pergi haji menjual tanah pusaka warisan leluhur.
    g. Mendirikan tempat2 ibadah (bermegah-megahan). Ajaran berwakaf harta/tanah untuk tempat ibadah menjadi amal pahalanya akan terus mengalir sepanjang jaman selama tempat itu digunakan. Padahal tempat tsb secara strategi & terselubung legalitas ibadah dapat menjadi basis gerakan arabisme islam palsu diseluruh dunia.
    h. Agama islam dikukuhkan menjadi system tatanilai kehidupan masyarakat dan Negara yang pada gilirannya dapat mempengaruhi opini publik menjadi NEGARA ISLAM secara keseluruhan atau menjadi NEGARA ISLAM TERSENDIRI YG MERDEKA karena masih ada pemeluk agama lainnya guna alasan menghindari perang saudara. Contohnya:
    1). Gerakan infiltrasi islam PALSU di Negara India berakibat perang saudara membagi Negara memisahkan diri menjadi Negara Pakistan, kemudian di Pakistan timbul perang dua sekte islam memisahkan diri lagi membagi menjadi Negara Bangladesh. Ajaran islam telah mencampuri ranah Negara yg menjadikan bangsa Negara India terpecahbelah secara sistemik dalam kurun waktu ratusan tahun.
    2). Runtuhnya Kerajaan2 di Indonesia oleh gerakan infiltrasi islamisasi dan adudomba Perang Islam di Nusantara seperti Majapahit dikudeta oleh kerajaan islam PALSU Demak, Pajajaran dikudeta oleh kerajaan islam PALSU Banten dan Cirebon, Pagar Ruyung dan Tanah Batak diserang oleh Tentara islam PALSU Paderi. Sejarah kelam berdarah ini ditutupi tidak menyebutkan berapa jumlah nyawa bangsa Indonesia menjadi korban dan wilayah direbut berubah menjadi kerajaan islam PALSU.

    Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yg subur dan kaya sumberdaya alamnya menjadi dayatarik bangsa asing, sekitar 90% adalah muslim mualaf yg cenderung semakin terkikis jiwa jatidiri budaya faham berbangsa BHINEKATUNGGALIKA dan PANCASILA, sebagian islam mengatakan BURUNG GARUDA merupakan lambang penyembah berhala, padahal dahulu yg mengusulkan adalah Raja Islam Kerajaan Sintang Kalimantan. Munculnya doktrin Gerakan DI/TII dan Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) merupakan “Test Case” dari gerakan arabisme islam PALSU dan ancaman bagi keutuhan Negara dan Bangsa Indonesia.

    KESIMPULAN:
    Jika hal ini tidak disadari dan diantisipasi maka Indonesia tinggal menunggu waktu terjadi bencana kebangsaan seperti kerajaan Nusantara dan Negara India dimasa lalu terpecahbelah atau Indonesia hilang dari mukabumi berganti menjadi Negara islam PALSU yg pemerintahannya dipenuhi oleh arabisme imperialis sebagai muslim kasta tinggi, dan muslim non-arab menjadi bangsa kasta rendah dicabut hak2nya, serta non-muslim wajib dikenakan pajak pengampunan nyawa. Bangsa ini terjajah namun arabis imperialis islam PALSU menjadi kayaraya berkuasa diatas dunia. Bumi pertiwi & Rasulullah SAW berlinang airmata jadi korban fitnah.

    2. MODUS SIAR ISLAM PALSU DENGAN KEKERASAN DAN HUKUM PERANG:
    Metode kedua adalah penyebaran agama islam dilakukan dg cara kekerasan menggunakan hukum perang/militer JIHAD ISLAM PALSU dihalalkan :
    a. Membunuh manusia beragama/sekte lain yg kafir dan musyrik. Bisa terancam habis peradaban umat manusia non-muslim dibumi. Bencana kemanusiaan.
    b. Mengambil harta rampasan perang hanya JATAH untuk muslim arab.Prajurit muslim non-arab (secara budaya arab bahwa muslim non-arab adalah berkasta budak) tidak mendapat hak harta rampasan perang. Kekayaan rampasan perang yg luar biasa dari benua Asia, Afrika dan Eropa. Pantas prajurit arab muslim PALSU kayaraya, sedangkan prajurit muslim non-arab tetap miskin terhina dicap kasta budak.
    c. Menghancurkan budaya peradaban dan ilmu pengetahuan orang lain yg dianggap kafir/musyrik. Penyerangan prajurit muslim PALSU ke beberapa Negara telah berperan menciptakan pembodohan (jahiliyah) terhadap umat manusia karena banyak ilmu pengetahuan dan budaya peradaban yg musnah akibat perang.
    d. Perbudakan dan perdagangan manusia yg kalah perang, karena ajaran kitabsuci tidak ada larangan. Termasuk wanita rampasan perang adalah budak. Islam arab menciptakan bencana hak azazi manusia melalui perbudakan. Perdagangan budak telah memperkaya arab islam PALSU.
    e. Menduduki wilayah orang lain dan mendirikan Negara/kerajaan sebagai imperium islam dg dasar karena menang perang. Perampasan dan penjajahan wilayah otoritas bangsa lain untuk menguasai manusianya jiwa dan raga dg doktrin cuci otak agama.
    f. Rakyat non-muslim yg diampuni tidak dibunuh dikenakan kewajiban membayar semacam pajak pengampunan nyawa. Hukum ini menjadi akar budaya praktek premanisme ancam-bunuh jika tidak membayar. Praktek legalitas suap/sogok yg luar biasa memperkaya para arabis ISLAM PALSU untuk pengumpulan dana perang ekspansi siar agama memerangi bangsa lain lagi dan lagi dan lagi.

    KESIMPULAN:
    Hukum perang bagi prajurit arabisme islam PALSU dijadikan kedok legalitas untuk memperkaya merampas harta nyawa martabat budaya peradaban kehidupan bangsa lain yg kalah dan terjajah. AYAT2 JIHAD PERANG hanya akan berakibat menyengsarakan bangsa lain yg berstatus non-muslim dan muslim non-arab. Prajurit arab muslim PALSU memiliki budaya eklusif kasta tinggi memiliki hak2 istimewa, hal ini bertentangan/berhianat dg ajaran kitabsuci yg mengajarkan kesetaraan dan tidak ada kasta dlm islam. Kekayaan alam Indonesia telah mengundang bangsa Eropa melakukan misi dagang sekaligus misi agama Kristenisasi diwilayah islam dan non-islam. Pada era imperialis Eropa mencengkramkam misi secara sistemik militeris dan taktis yg kuat dan modern menguasai seluruh Nusantara, para imperialis arabis muslim PALSU tiarap tidak berkutik menjadi pecundang dibumi Indonesia selama ratusan tahun. Hikmah adanya Perang Dunia kedua mengantarkan bangsa Indonesia yg BHINEKATUNGGALIKA ke era pergerakan revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia bersatu merdeka dan membangun kejayaan Bangsa Negara. BANGSA INDONESIA YG BHINEKATUNGGALIKA TIDAK INGIN DIJAJAH OLEH IMPERIALIS MANAPUN.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:20 PM

      Imperialisme dengan kebebasan berdakwah adalah dua hal yang berbeda.

      Suka

       
  11. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:36 PM

    INDIKASI SISA-SISA IMPERIALIS ARABISME ISLAM PALSU JAHILIYAH DI INDONESIA SAAT INI :
    BUKTI NYATA KEBRUTALAN BARBARIAN ARAB2 IMPERIALIS JAHILIYAH INI SUDAH SELAMA 14 ABAD TIDAK ISLAMI, TIDAK MEMILIKI AKAL NALAR BUDIPEKERTI ISLAM YG SEBENARNYA ISLAM SEBAGAI RAHMATINLIL ALAMIN. APAKAH ISLAM SUDAH DISUSUPI DARI DALAM DISALAH GUNAKAN?. Merinding bergetar hati orang beriman jika menghayati sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya, banyak dusta dan kebohongan dinisbatkan kepada diriku.” (Syaikh Kulaini, Ushul Kafi, jilid 1, h.62.).
    INDIKASI SISA2 IMPERIALIS ARABIS ISLAM PALSU JAHILIYAH BERGERAK DALAM BENTUK KARTEL MIRIP KOMUNIS. APAKAH INI SALAHSATU KARTEL IMPERIALIS ARABIS? ORGANISASI FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DIDIRIKAN OLEH PARA ARAB (Hb. Muhsin Ahmad Al-Attas, Habib Rizieq, Abu Bakar Ba’asyir) BERKEDOK AGAMA ISLAM MELAKUKAN INFILTRASI, HASUTAN, ANCAMAN, PEMBENARAN DIRI SENDIRI, MENGKAFIRKAN ALIRAN/SEKTE LAIN DAN GERAKAN MENGIKIS MENGHANCURKAN BUDAYA/ATURAN DAN NEGARA ORANG, FAHAM GERAKAN YG MERACUNI MENGADUDOMBA BANGSA INDONESIA, TINDAKAN KEKERASAN (BARBAR), AMORAL, ULTIMATUM, DENDAM, INKONSTITUSIONAL, TIDAK AGAMIS (BERTENTANGAN DENGAN AJARAN AGAMA ISLAM YANG CINTA DAMAI), MENGANCAM PEMERINTAHAN YG SYAH.
    SEDANGKAN ISLAM ASLI BANGSA INDONESIA TIDAK MENGHENDAKI PENODAAN AGAMA ISLAM. ISLAM MENGAJARKAN KEUTAMAAN TINGKAHLAKU BERBUDIPEKERTI LUHUR, BUKAN BARBARIANISME. TINDAKAN BARBAR ADALAH BUKTI TIDAK MEMILIKI NALAR AKAL BUDIPEKERTI LUHUR, TIDAK MEMILIKI UPAYA TINDAKAN YG KONSTRUKTIF BERADAB AGAMIS. BANGSA DAN NEGARA INDONESIA TIDAK INGIN DIHANCURKAN DIADUDOMBA SECARA VERTIKAL DAN HORIZONTAL OLEH AMBISI OKNUM2 IMPERIALIS BANGSA LAIN YANG BERKEDOK AGAMA. Infiltrasi arabis Islam di berbagai penjuru dunia muncul sebelum adanya gerakan militer. Infiltrasi ini berakar dari masalah KEBUDAYAAN dan KEPERCAYAAN (AGAMA) SEBAGAI KEDOK.
    ”Bagi kamu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun 109:6). INDONESIA TERBENTUK DARI BERBAGAIMACAM SUKU BANGSA AGAMA HARUS BERSATU. OKNUM2 PEMIMPIN YANG BIADAB BARBAR MENGHANCURKAN BANGSA AKAN TERSELEKSI DAN DITINGGALKAN PENGIKUTNYA YANG LEBIH MENCINTAI KEHIDUPAN DAMAI. INGAT FIRMAN ALLAH DIBAWAH INI:

    “……Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang -orang yang tidak mempergunakan akalnya.”( QS Yunus [10] ayat 100)
    ” Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk dijadikan pelajaran, maka adakah yang hendak mengambil pelajaran?” (QS. Al -Qamar [54] ayat 17)

    “Hai orang-orang yang BERIMAN, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. 49 ayat 6).

    “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS.Ali Imran 142).

    “Setiap umat mempunyai batas waktu (ajal-nya), makakala ia telah tiba, maka mereka tidak akan bisa mengundurkannya sesaat pun, tidak pula mereka bisa memajukannya.” (QS 7:34)

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:19 PM

      Apakah Islam datang di Indonesia dengan perang dengan maksud mendapatkan pampasan perang? Sepanjang kajian sejarah Indonesia belum ada yang membuktikan itu dengan meyakinkan, kecuali hanya ilusi dan kira2. Anda perlu kritisi dengan baik.

      Suka

       
  12. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 1:40 PM

    KEIMANAN BANGSA NUSANTARA & MISTERI RATU ADIL
    Bangsa Malai (Nusantara) atau Bani Jawi (dlm bhs Arab) sejak sekitar 6000SM dikenal sangat kesohor memiliki angkatan laut digdaya, kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya secara personal memiliki ilmu beladiri yang mumpuni, Penguasa lautan sehingga Nusantara terkenal sbg kerajaan super power dari timur.
    Pada sekitar tahun 1670SM, dikhabarkan Nabi Ibrahim (keturunan Syalikh keturunan Sam bin Nabi Nuh) telah sampai berdakwah di negeri Bangsa Malai (Nusantara). Beliau diceritakan memperistri puteri Bangsa Malai, yang bernama Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Bukti sejarah ajaran keimanan Nabi Ibrahim yg masih ada diantaranya pada Suku Jawa, Sunda Kuno & Batak menganut monotheisme, meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa’, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun’ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa’, Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi, Mulajadi Na Bolon (Tuhan Esa Segala yg Pertama dan Maha Besar).

    Sebelum meninggal dunia Nabi Ibrahim a.s. berwasiat kepada anak-anaknya untuk mencari satu tanah semenanjung di hujung dunia. Karena di sana nanti akan lahir Raja akhir jaman bernama Al-Mahdi (Imam Mahdi). Imam Mahdi akan pulang semula ke tanah asal bersama kaumnya dan akan memusnahkan bangsa Yahudi. Wasiat ini dilaksanakan oleh anak-anak Nabi Ibrahim dan kisah ini dicatat dalam kitab-kitab Yahudi. Kisah ini juga diceritakan oleh Rasulullah saw kepada para sahabat. Sebanyak 60 sahabat Rasul mengembara ke Timur mencari Bani Jawi (Bangsa Nusantara). Akhirnya Bani Jawi menerima Islam tanpa peperangan. Bani Jawi terkenal dengan akhlak dan kelemahlembutan mereka kerana mereka berdarah bangsawan dan kesatria perang yang dihormati. Dikisahkan dalam kitab Jawa pada sekitar abad ke 7 Raja Kediri (Prabu Jayabaya) kedatangan ulama islam Arab.

    Pasca Pamalayu II Nusantara mulai ambruk. Konfederasi (nasionalis) Majapahit bergerak ke sistem sentralistik (monarchi absolut) karena sentimen jawa dan non-Jawa mulai berkembang dikedua pasak Nusantara (Malayu dan Jawa). Kondisi ini dimanfaatkan oleh Imperialis Arabis Islam Palsu melakukan taktik gerakan infiltrasi siar agama & islam lewat Samudera Pasai, sebuah kerajaan kecil di utara Sumatera dan telah berdiri jauh sebelum konfederasi. Kemudian menyusul masuk misioneris agama Katolik & Kristen bersama tentara imperialis Eropa ke negara-negara timur, termasuk negara-negara Islam, untuk menyampaikan ajaran agama mereka. Aktivitas dan kinerja misionaris ini bisa disebut sebagai bantuan terhadap imperialis. Faktanya semua sama memiliki tujuan menghancurkan budaya, merongrong, menteror, infiltrasi, menghasut adudomba & menjajah bangsa Nusantara. Lebih dari 500 tahun bangsa ini dicekoki dikloning oleh budaya bangsa lain. Tidak heran kalau masih ada oknum bangsa yg debatebel terhadap Pancasila sebagai dasar perekat nasionalisme bangsa yg majemuk ini. Sekarang ini apa jatidiri bangsa Indonesia?.
    Bangsa Nusantara sejak ribuan tahun sebelum masehi sdh BERIMAN KEPADA TUHAN YME yg bersumber dari ajaran NABI IBRAHIM AS pada 1670SM & ajaran ISLAM ASLI melalui 60 sahabat Nabi Muhammad SAW pada abad ke 7. Kemudian pada sekitar abad 12 datang orang2 asing merubah budaya bangsa Nusantara dg agama2 PALSU para imperialis dg alasan & fitnah bahwa kita dianggap bangsa kafir. Yahudi Belanda dg kedok dagang VOC selama 200 thn & bangkrut mencari tau di Nusantara & Singapura ttg “Suku ke-13 Yahudi” & Imam Mahdi, sampai sekarang masih misterius.
    Coba renungkan ayat-ayat dibawah ini tepat sekali dg konfigurasi Bangsa Nusantara yg dikenal LEBIH ISLAMI (MURNI), PEMELUK ISLAM TERBESAR DIDUNIA & dari pemahaman versi Kitab Suci Yahudi bahwa dari Bangsa Nusantara akan lahir RAJA ADIL AKHIR JAMAN (IMAM MAHDI). Sedang dari versi hadits islam akan lahir dari keturunan Rasullullah SAW:

    “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” QS. At Taubah ayat 33.

    “Dan Kami ingin memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi ini, menjadikan mereka para pemimpin, dan menjadikan mereka sebagai para pewaris.” Surah al-Qashash (28) : 5

    “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, menyebarkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka dapat menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar setelah itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” Surah an-Nûr (24) : 56

    Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 36:20-21)

    CATATAN:
    KALAU BUDAYA ARABISME EMPAYAR ISLAM PALSU BERPERANG MENCARI KEKAYAAN RAMPASAN PERANG. MENYIMPANG DARI AJARAN ISLAM MURNI RASULULLAH SAW.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 19, 2011 at 2:17 PM

      Siapa yang Islam palsu dan asli, haruslah dilihat dari kacamata Al Qur’an yang dibaca secara keseluruhan, tidak sepotong-sepotong. Benar Ibrahim, adalah pembawa agama samawi dan monoteisme, tetapi menurut Al Qur’an ajaran Ibrahim, sudah disempurnakan melalui ajaran Al Qur’an, sebagai sumber ajaan agama samawi terakhir yang diturunkan.

      Suka

       
  13. Nasionalis indo

    Juni 19, 2011 at 2:31 PM

    Islam aliran kekuasaan empayar Umayah & Abasiyah telah meracuni otak umat Islam menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad Rasullullah SAW. Islam adalah agama yg mengejarkan budipekerti luhur. Islam tidak mengajarkan ambisi politik menguasai negara. Nusantara ini negara bhinekatunggalika, bukan negara Islam. Berpolitiklah sesuai ajaran politik ketataprajaan (kenegarawan) sejati, jangan Islam dijadikan kedok & kendaraan politik yg pada akhirnya mencampurbaurkan keimanan agama dan yg lebih parah lagi bersikaplaku partai politik islam adalah segalanya, nauzubilahiminzalik MENJADI KAFIR MENUHANKAN PARTAI POLITIK. Kembalilah menjadi agamawan Islam umat Nabi Muhammad SAW yg sebenarnya Islam. Serahkanlah tugas negara kepada yg ahlinya, ingat sabda Rasullullah: “Serahkanlah setiap tugas pekerjaan kepada yg ahlinya, jika tidak maka tunggu saja akan berakhir dengan kehancuran”.
    Bangsa Nusantara ini sudah hampir 1000 tahun secara kepribadian dijajah Islam empayar aliran Umayah & Abasiyah. Bangsa Nusantara sudah lelah mengalah dibodohi dan teraniaya miskin. Ketidak ahlian Islam empayar aliran Umayah-Abasiyah & pemimpinnya (seperti Haji Muhammad Suharto dkk) telah membuat bangsa Nusantara ini terjajah kapitalisme secara sistemik hingga hari ini. Ditambah lagi masuknya dlm otoritas negara seperti para badut2 politik, artis, pelawak, bintang film yg sama sekali tdk mengerti ketataprajaan Nusantara negara kepulauan terbesar yg bhinekatunggalika. Lengkap sudah ketidak becusan dan penderitaan Negara NKRI dan bangsa Nusantara menjadi kancah panggung badut2 politik yg tdk tau diri yg hanya mengandalkan ketenaran media publik fasilitas investasi Yahudi.
    BANGSA INI MEMBUTUHKAN PROFESIONALISME KEAHLIAN PEMIMPIN KETATAPRAJAAN, BUKAN PETUALANG BADUT2 POLITIK YG HANYA MENJADI IMPERIALIS POLITIK BAGI BANGSANYA SENDIRI. INGATLAH FIRMAN TUHAN DIBAWAH INI:
    “……Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang -orang yang tidak mempergunakan akalnya.”( QS Yunus [10] ayat 100)

    Suka

     
    • wong awam

      Mei 27, 2012 at 7:02 PM

      apa yang menjadi argumen dan alasan bung nasionalis indo semuanya dari karya2 orientalis-sekuleris. jadi tak heran kalau wawasan anda juga wawasan yang sekuler. padahal kita tahu, seluruh karya orientalis ditujukan untuk mengelabui persepsi dunia tentang islam dan ajarannya. kecuali sebagian kecil dari orientali berusaha obyektif. akan tetapi, seobyektif apapun karya orientalis tetaplah tidak dapat terpisahkan dari mainset seorang nonmuslim. mau tak mau, ada subyektifitas dalam karya mereka. pertanyaan saya buat nasionalis indo, apakah anda tidak tahu, bahwa telah banyak ilmuwan barat sendiri yang mengatakan bahwa, yang menjadi kepentingan barat saat ini secara umum adalah menyingkirkan islam sebagai pesaing utama peradaban barat saat ini setelah komunis runtuh? mereka saja mengakui, kenapa anda berusaha menutupi fakta itu bung?

      Suka

       
  14. La Topanritana Bone

    April 9, 2012 at 9:41 AM

    Allah SWT menciptakan bumi ini beserta isinya, termasuk pulau-pulau dan isinya yang kemudian disebut Indonesia. Allah Yang Maha Kuasa pula yang memiliki hak proregatif untuk menentukan hukum atau aturan apa yang benar dan baik dipakai untuk mengelola bumi Indonesia ini menuju kepada Kesejahteraan, keselamatan, dan keadilan. Hukum itu disebut dengan hukum Allah. Utulah hukum yang termaktub dalam ajaranna disebut dengan Islam yang secara harfiah bermakna tunduk, patuh, dan selamat. Sekarang tinggal dua piliah apakah kita mau menerima dan memberlakukan hukum Allah itu tidak mau. Juga demikian pula konsekwensinya. Kalau kita memberlakukan hukum allah dengan konsisten maka insya Allah kita selamat dunia akhirat. Itulah janji Allah – Al-Malikin Nas. Kalau tidak mau berarti kita telah memilih pula hukum yang lain. Konsekwensinya adalah kekacauan dan ketidak selamatan, wallahu a’lam

    Suka

     
  15. jon

    Desember 3, 2012 at 1:49 PM

    agar topic ini tidak melenceng kemana2, saya akan berikan opini yang mengiring pembicaraan ke awal topic pembicaraan. bahwa sebagai negara Demokrasi, partai2 agama sebaik nya di bubarkan. kita boleh menjadikan nilai2 agama sebagai ideologi partai, tapi tetap dalam bungkai Demokrasi. yang jadi masalah adalah Islam tidak akan pernah Demokrasi. saya mengutip sebuah sebuah ucapan populer seorang Jihad ” Kita boleh Demokrasi…asal Islam” dengan kata lain islam telah mengalami pergeseran makna, dari Agama menjadi Ideologi.

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Desember 5, 2012 at 7:14 PM

      Membubarkan partai agama, bertentangan dengan demokrasi itu sendiri. Karena mendirikan partai adalah hak asasi yang menjadi salah satu prinsip demokrasi.

      Suka

       
  16. Muliadi M Amin

    Januari 9, 2013 at 12:14 AM

    weh panjang kali diskusi nya bang ama nasionalis indo, kebetulan nih saya lagi mau nulis thesis tentang prilaku politik ummat islam indonesia yang terus menerus hijrah ke partai nasionalis sekuler.menurut abang apa saja penyebabnya? jazakallah khaer

    Suka

     
  17. Muliadi M Amin

    Januari 9, 2013 at 11:59 PM

    rupanya kawan ini syiah beneran nih.sumpah serapah bahasa penuh dendam….

    Suka

     
  18. daryanto

    April 15, 2013 at 12:19 PM

    prinsip islam itu rahtan lil alamin, kalau kemudian perilaku muslim dianggap tidak trahmatan lil alamin itu bukan salah islmanya tapi salah orangnya, mungkin belum memahami secara kaffah. soal islam kemudian bergeser jadi ideologi bagi saya harus. setiap kita pasti keyakinan akan menginspirasi tindakan kita. dan saya pikir tidak ada konstitusi manapun yang menghukumi haram mendirikan partai islam, termasuk pengadilan / konstitusi HAM internasionalpun. bicara perilaku para politikus dunia politik indonesia boleh di bilang dunia pragmatis. sejarah mencatat MASYUMI adalah partai islam satu-satunya kala itu tapi karena tidak ada yang merasa tidak terakomodir maka kemudian memilih membentuk partai baru, dan tidak semua orang islam memilih partai islam, baik karena alasan platform maupun alasan lain, tapi yang jelas pragmatis.
    islam awal juga mencatat orang yang tidak suka terpilihnya Ustman sebagai khalifah kemudian mendirikan firqah baru, syiah, karena sama lasan pragmatis, tapi mungkin pragmatis seperti sekaang tapi lebih pada prestis.

    Suka

     
  19. imamuddin

    Mei 11, 2013 at 11:52 AM

    Betul. Jadi intinya sebetulnya sekarang bagaimana partai islam membuktikan kalau nanti ketika berkuasa dapat mensejahterakan dan menciptakan keadilan dinegara ini.

    Suka

     
  20. widi

    Juni 20, 2013 at 2:15 PM

    tulisan yang cukup untuk referensi,tapi kurang lengkap untuk jumlah partai islamnya

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Juni 28, 2013 at 2:55 PM

      Iya, betul, karena tulisan ini adalah tulisan lama

      Suka

       
  21. Bharack

    Oktober 8, 2013 at 9:45 AM

    tdak ada kata terlambat :

    saya cuma ingin bertanya pada nasinalis indo (sang argumentator sejati ), bolehkah saya belajar agama dan iman kepada anda?, dan lebih lagi belajar sejarah tentang perjalan hidup anda??

    Suka

     
  22. anwar harahap

    Januari 20, 2014 at 10:31 PM

    bung nasionalis indo kepanjangan memberikan kuliah …. saya bermimpi bung nasionalis indo disiksa di alam kubur dan masuk neraka jahanam di akhirat… wamanlam yahkum bima anzalallahi faulaika humul kafiruun…

    Suka

     
  23. raden

    Februari 5, 2014 at 8:49 PM

    bagi yang tidak mengerti tulisan2 @BungNasionalisIndo, itu adalah tulisan2 anti pan-arabism oleh mereka2 yg menawarkan solusi pan-persianism, dulu sekali saya pernah baca tulisan tsb dan saya protes di salah satu web yg sudah lupa namanya, kesanya seperti “persaingan” internal di dalam agama islam (sunni -syiah), tetapi kalau diteliti maka itu hanyalah propaganda2 kaum nasionalist -dlm hal ini “persia” yg menunggangi agama, kalau saudara2 lihat pertentangan Pan Arabism vs Pan Persianism yg sedang dimanfaatkan oleh blok barat dan timur ini sedang gencar di timur tengah terutama syria, dan semoga tidak ikut berkobar disini

    Suka

     
  24. Inggar Ash

    Maret 10, 2014 at 11:24 AM

    senang sekali bsa membaca tulisan bapak. Saya izin mengutip beberapa kalimat dalam artikel bapak untuk kepentingan penulisan saya di jurnal HMI Purwokerto. Terima kasih sebelumnya pak

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      Maret 23, 2014 at 10:01 PM

      Silahkan saja

      Suka

       
  25. Anton Bima

    Agustus 10, 2014 at 1:43 AM

    Mohon maaf Ayahanda Ananda Kutip Sebagian Isi Blog Ta Untuk Referensi Materi Skripsi Ananda,Terimah Kasih Sebelum Atas Tulisanx Untuk Pengembangan Cara Pandang Ananda,,Dalam Mempelajari Ilmu Hukum Tata Negara..

    #Salam Yakusa# MBOZO

    Suka

     
  26. Alhafiz Atsari

    November 27, 2014 at 8:05 AM

    saya izin mengkutip beberapa kalimat untuk kepentingan akademik saya pak
    artikel yang sangat bagus dan memudahkan kita dalam memahami sejarah perjalanan parpol Islam di Indonesia

    Suka

     
    • hamdanzoelva

      November 28, 2014 at 5:57 PM

      Iya silahkan

      Suka

       
  27. arruniathar

    Januari 6, 2015 at 7:46 AM

    Reblogged this on arruniathar123.

    Suka

     
  28. thetriops

    November 26, 2016 at 9:41 PM

    thanks, mohon ijin copy paste

    Suka

     
  29. Ao Nu'man Fachruroji

    Maret 6, 2019 at 9:44 PM

    Kalau boleh saya membandingkan,
    situasi dan kondisi yang dihadapi umat Islam dan secara khusus partai partai Islam saat ini, tentu tidak lebih berat daripada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh umat Islam tahun 1905 – 1945.
    Saya sangat berharap, penulis lebih mempertajam tentang apa dan bagaimana daya upaya :
    Mewujudkan persatuan di dalam.umat Islam zaman sekarang agar umat Islam di NKRI ini memiliki kemerdekaan dalam menjalankan.Islam secara kaffah.
    باللہ فی سبیل الحق

    Suka

     

Tinggalkan komentar